by Demiz Rizki Gosta Jibi - Espos.id News - Selasa, 22 September 2015 - 11:00 WIB
Esposin, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) merevisi negatif proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9% pada 2015, mengantisipasi tersendatnya pemulihan negara maju dan perlambatan ekonomi China Tiongkok.
ADB menyatakan Asia menghadapi halangan pertumbuhan ekonomi yang signfikan. Badan tersebut merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi berkembang menjadi 5,8% pada 2015 dan 6% pada 2016 dari sebelumnya 6,3% untuk keduanya.
Alasan revisi tersebut adalah pemulihan ekonomi di negara maju yang lebih lambat dari ekspektasi. Pertumbuhan di AS terhambat oleh musim dingin dan konflik pekerja, sedangkan ekonomi di Eropa menghadapi krisis utang Yunani.
Pemulihan ekonomi tertunda di negara maju yang kemudian berdampak pada laju ekonomi China Tiongkok. Ekspor dan investasi yang merosot tajam mengerem pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China. Pertumbuhan China diprediksi merosot dari 7,3% pada 2014 menjadi 6,8% pada 2015 kemudian ke 6,7% pada 2016.
Kedua perkembangan di atas membuat ekonomi negara-negara di Asia Tenggara semakin tertekan. Lima ekonomi terbesar Asean diprediksi hanya tumbuh 4,8% pada 2015 dan 5,3% pada 2016.
Salah satu revisi paling drastis diberikan kepada ekonomi Indonesia. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 Indonesia turun dari 5,5% menjadi 4,9%, sedangkan proyeksi pertumbuhan PDB 2016 turun dari 6% menjadi 5,4%.
Faktor yang menghambat ekonomi Indonesia antara lain adalah belanja infrastruktur yang tertunda, dampak nilai tukar karena tingginya porsi utang luar negeri dalam valas, dan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara di Asia (%)
Negara | 2015 | 2016 |
Indonesia | 4,9 | 5,4 |
China | 6,8 | 6,7 |
Malaysia | 4,7 | 4,9 |
Vietnam | 6,5 | 6,6 |
Ekonomi Berkembang | 5,8 | 6,0 |