by Sepudin Zuhri Jibi Bisnis Indonesia - Espos.id News - Rabu, 27 Maret 2013 - 14:46 WIB
"Saya punya pengalaman ikut presiden, bagaimana fasilitas presiden saya nikmati jadi ajudan presiden selama 3 tahun, memang enak. Mau ke mana-mana tidak bayar, orang mau protes [demonstrasi] ganti rute, tepuk tangan di mana-mana," ujarnya sambil tertawa saat acara Kuliah Umum Kandidat Preside 2014 Oleh Wiranto, yang diselenggarakan oleh Soegeng Sarjadi Sydicate, Rabu (27/3/2013).
Dia menuturkan saat ini sudah banyak orang yang mendeklarasikan diri sebagai calon presiden dari seniman, sipil, jenderal, sampai penyanyi dangdut. Dia menganggap fenomena itu sangat menarik.
"Saya dari jadi tentara aktif kemudian menjadi ajudan presiden [mantan Presiden Soeharto], naik mobil presiden antipeluru, saya masuk, saya tanya sopir, ini sudah di-starter belum? kok tidak bunyi ya. Artinya apa, memang enak [fasilitas presiden]," ujarnya sambil tertawa.
Dia mengakui enak menjadi presiden dengan fasilitas luar biasa, kendati dia saat itu hanya menjadi ajudan presiden semata.
Contoh lain, lanjutnya, saat berkunjung ke Jepang misalnya, fasilitas hotel harus nomor satu. "Saya disodori makanan di Jepang, ini yang paling mahal mana? Ini yang paling mahal, kecil sekali barang itu, caviar, kecil mahal bukan main."
Namun, akhirnya dia berfikir jika rawon Mbah Lemu di Malang lebih enak dibandingkan dengan caviar. "Lebih enak makan rawon."
Mantan Panglima ABRI itu menyimpulkan dari pengalaman-pengalamannya saat itu agar tidak terkecoh dengan fasilitas presiden, karena fasilitas tersebut hanya instrumen agar kerja seorang presiden menjadi lebih fokus.