by Redaksi - Espos.id News - Rabu, 3 November 2010 - 18:54 WIB
"Pasokannya terhenti karena (Merapi) tengah meletus. Ini hanya menjual pasir biasa dan menghabiskan stok lama," kata seorang karyawan UD Machayatsyah Semarang, Erni, Rabu (3/11).
UD Machayatsyah terletak di Jalan Tentara Pelajar. Sehari-hari, toko melayani grosir dan eceran. Selain bahan bangunan pabrikan, toko ini menjual bahan tradisional seperti batu bata dan pasir Merapi.
"Sudah lima hari ini naik Rp 150 ribu," imbuh Erni.
Sebelumnya harga pasir Merapi 'hanya' RP 850 ribu per truk. Satu truk berisi sekitar 5,5 kubik. Sejak lima hari terakhir, harganya naik menjadi RP 1 juta.
Kualitas pasir Merapi atau biasa disebut pasir Muntilan ini, memang diakui. Padat dan kuat. Seabgaimana namanya, pasir ini berasal dari daerah sekitar Merapi, yakni Klaten dan Magelang.
Diperkirakan, harga akan terus meroket jika kondisi Merapi belum aman. Saat ini, pasokan berasal dari penjual pasir di sekitar Magelang.
"Itu mungkin stok lama," imbuh Erni.
Erni mengakui sedikit kerepotan saat konsumen meminta pasir Merapi. Harganya yang meroket membuat konsumen, pikir-pikir untuk membeli. Tapi jika diberi pasir biasa, konsumen menolak.
"Nggak enak juga. Soalnya, dikira kita mencari untung terlalu besar," tutupnya.
dtc/nad