by Dhima Wahyu Sejati - Espos.id News - Selasa, 31 Januari 2023 - 10:19 WIB
Dalam orasi ilmiahnya, Winarti menyoroti mengenai pengembangan potensi daerah yang hasilnya belum sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat.
Winarti menyebut kapitalisasi pengelolaan pemanfaatan potensi daerah oleh pemerintah setempat menjadi sumber masalah. Pemerintah, kata Winarti, melalui pemanfaat potensi hanya fokus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Sehingga banyak yang menyerahkan pengelolaan potensi daerah dan alam kepada investor. Alasannya klasik daerah [kabupaten/kota] tidak memiliki modal, SDM atau tenaga ahli,” kata Winarti dalam naskah orasi ilmiah yang diterima Esposin, Senin (30/1/2023).
“Sehingga banyak yang menyerahkan pengelolaan potensi daerah dan alam kepada investor. Alasannya klasik daerah [kabupaten/kota] tidak memiliki modal, SDM atau tenaga ahli,” kata Winarti dalam naskah orasi ilmiah yang diterima Esposin, Senin (30/1/2023).
Akibatnya pengembangan potensi daerah yang tidak mengikutsertakan masyarakat, tidak akan mampu meningkatkan ekonomi kelas bawah. “Artinya [dalam] peningkatan PAD, yang bergerak hanya kelas menengah, hanya kelompok-kelompok besar yang bisa menikmati,” ujar dia.
Seharusnya, kata dia, pemerintah daerah mengejar peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). “Karena akan ada partisipasi masyarakat di dalamnya, sehingga perekonomian arus bawah ikut naik, yang ini akan dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke bawah,” kata dia.
Dosen Unisri Solo itu khawatir jika pemerintah terlalu mengejar pendapatan asli daerah, yang terjadi malah eksploitasi sampai tidak terpikir untuk mengantisipasi dampak buruknya. “Seperti kerusakan lingkungan, tercerabutnya budaya asli masyarakat, dan masalah lain,” kata dia.
Di akhir orasi ilmiah, dia menekankan pengembangan potensi daerah seharusnya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, bukan hanya kepentingan kelompok tertentu. Dia menyarankan pemegang kebijakan harus melibatkan masyarakat bawah.
“Dan juga ikut berpartisipasi dalam proses perencanaan, dan evaluasi pengembangan daerahnya. Agar masyarakat ikut menikmati ‘kue’ yang menanamnya potensi daerah ini,” kata dia.
Sidang Senat Terbuka itu dihadiri oleh Rektor Unsri, Sutoyo; Ketua Yayasan Slamet Riyadi, Sularno; para dosen; dan perwakilan mahasiswa.