by Redaksi - Espos.id News - Sabtu, 28 Mei 2011 - 14:58 WIB
"Pemerintah menyampaikan UAN berhasil, tapi faktanya anak Ibu Irma dan Pak Aswari terganggu secara psikologis karena pemufakatan jahat dalam UAN," ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak, Aries Merdeka Sirait.
Hal ini disampaikan Haris saat menerima laporan dan orangtua MAB, Irma Lubis di Kantor Komnas Perlindungan Anak di Jl TB Simatupang, Jakarta, Sabtu (28/5/2011).
Berdasar pengakuan MAB, dirinya dipaksa untuk memberikan bocoran jawaban kepada teman-teman sekelasnya. Pemufakatan jahat ini bahkan disusun sangat rapih dengan surat perjanjian untuk tidak mengungkap aksi ini antara siswa dengan oknum guru atas nama, Aisyah.
"Anak beliau diminta memberikan bocoran jawaban kepada teman-temannya. Kelompok anak punya rangking diminta membocorkan jawaban setelah terlebih dahulu membuat kesepakatan. Guru membiarkan siswa membocorkan melalui telepon," tutur Haris.
Aries melihat hal ini mencoret keberhasilan UAN khususnya di wilayah DKI Jakarta. Ia menduga ada rekayasa sistematik yang dilakukan dan bisa saja dilakukan di seluruh wilayah DKI Jakarta.
"Komnas Perlindungan Anak menanggapi dengan serius. Saya sudah berhubungan dengan Wakil Menteri Pendidikan dan beliau akan memeriksa laporan itu," tuturnya.
Aries juga sudah mencoba mengklarifikasi ke sekolah namun tidak digubris. "Dengan laporan ini Komnas perlindungan anak sudah meminta klarifikasi tetapi yang bersangkutan tidak menghiraukan. Ini penting untuk dilakukan klarifikasi oleh Kemendiknas," jelasnya.
(detik.com/tiw)