by Maftuh Ihsan Jibi Bisnis - Espos.id News - Rabu, 4 Desember 2013 - 05:31 WIB
Esposin, NUSA DUA -- Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo menjelaskan jika kesepakatan berhasil dicapai, Paket Bali yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization (WTO) akan dapat menggenjot perekonomian dunia senilai US$1 triliun per tahun dan menolong negara berkembang dan negara miskin kurang berkembang untuk menjadi lebih maju.
“Kesepekatan tersebut akan dapat mendorong negara berkembang masuk ke pasar global,” katanya, Selasa (3/12/2012).
Roberto menambahkan saat ini dibutuhkan kemauan politik dari pemerintah setiap negara untuk mendukung tercapainya kesepakatan di KTM WTO kali ini. Jika gagal, maka akan berdampak buruk pada perdagangan dunia. “Kita tidak dapat menunda-nunda lagi. Kita harus menyelesaikan pekerjaan ini jika ada kemauan politik. Tidak ada anggota [WTO] yang diminta melakukan hal yang tidak mungkin,” ujarnya.
Terkait berbagai demonstrasi penolakan KTM WTO, Roberto menilai apa yang dilontarkan demonstran, salah satunya adalah kebijakan WTO akan menyengsarakan kehidupan petani, tidak mendasar. Menurutnya, kebijakan ini justru akan meningkatkan kesejahteraan para petani di negara-negara berkembang dan kurang berkembang. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, menambahkan saat ini dibutuhkan edukasi bagi masyarakat dunia mengenai dampak positif dari kebijakan yang akan dicapai pada KTM WTO ini.
Sebagi contoh, Adhemar Mineiro, Economic Advisor to Trade Union Confederation of the Americas (TUCA) and Brazilian Network for Integration of Peoples (REBRIP), menilai KTM WTO hanya mementingkan liberalisasi dibandingkan dengan pengembangan negara-negara kurang berkembang.