by Annisa Sulistyo Rini - Espos.id News - Selasa, 20 April 2021 - 04:30 WIB
Esposin, JAKARTA — Polemik terkait vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sepertinya segera berakhir. Kementerian Kesehatan, TNI AD, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM bersepakat melakukan penelitian berbasis sel dendritik untuk meningkatkan imunitas tubuh manusia terhadap virus corona.
Pada Senin (19/4/2021), ketiga institusi itu menandatangani nota kesepahaman Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas Terhadap Virus SARS-CoV-2 di Markas Besar TNI AD. Nota kesepahaman tersebut diteken oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa, dan Kepala BPOM Penny K. Lukito.
Seperti diketahui, vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berbasis sel dendritik.
Baca Juga: Ini 5 Zodiak Jago Berimajinasi, Kamu Termasuk?
"Selain itu, penelitian ini juga bersifat autologus yang hanya dipergunakan untuk diri pasien sendiri sehingga tidak dapat dikomersialkan dan tidak diperlukan persetujuan izin edar," demikian informasi yang disiarkan melalui keterangan resmi pada Senin (19/4/2021).
Vaksin Nusantara kali pertama dikenalkan pada November lalu oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Riset pengembangan vaksin berbasis sel dendritik ini dilakukan melalui kerja sama Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan dengan PT Rama Emerald Multi Sukses. Rama Emerald merupakan pemegang lisensi dari Aivita Biomedical Inc, perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat, pengembang terapi sel dendritik SARS-CoV-2.
Meski BPOM belum memberikan izin uji klinis tahap kedua, tim peneliti telah memulai penyuntikan vaksin Nusantara kepada sukarelawan sejak pekan lalu.
Baca Juga: Turn Back Hoax: Ekstrak Nanas Obat Covid-19?
Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad menegaskan bahwa Vaksin Nusantara di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto bukan merupakan program dari TNI. "Bahwa program vaksin Nusantara bukanlah program dari TNI," kata Riad saat jumpa pers di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4/2021).
Meskipun demikian, dia memastikan TNI memiliki pedoman dalam mendukung inovasi vaksin Nusantara ini. "Sesuai dengan sikap pemerintah, terkait berbagai bentuk inovasi dalam negeri seperti vaksin dan obat-obatan, untuk penanggulangan Covid-19, maka TNI akan selalu mendukungnya," ujarnya.
Dengan catatan, kata Riad, vaksin telah memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh BPOM, sehingga harus ada tiga kriteria penting yang harus dipenuhi, yaitu keamanan, efikasi, dan kelayakannya.
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos