by Newswire - Espos.id News - Jumat, 2 Oktober 2020 - 09:25 WIB
Esposin, JAKARTA -- PT Kalbe Farma dalam waktu dekat akan mengedarkan obat Covid-19 bernama Antivirus Covifor (remdesivir). Obat itu buatan perusahaan farmasi asal India, Hetero.
Antivirus Covifo itu diimpor ke Indonesia melalui anak perusahaan Hetero bernama PT Amarox Pharam Global. Harganya lumayan mahal.
Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius, menjelaskan perusahannya selaku distributor sudah siap untuk mendistribusikan produk tersebut ke seluruh Indonesia. "Jadi kerja sama pemasaran dan distribusi ini akan kami lakukan segera karena ada sudah kesepakatan untuk memberikan layanan kepada pasien yang ada di rumah sakit," kata dia dalam konferensi pers virtual, Kamis (1/10/2020).
Obat Covid-19 Unair Surabaya Diragukan, Begini Penjelasan Epidemiolog
Ia menjelaskan infrastruktur pemasaran dan distribusi Kalbe Farma sudah tersebar di seluruh Indonesia. Jadi diharapkan ketersediaan Covifor ini bisa dilakukan dalam waktu yang cepat. "Jadi kita memang semua ini sekarang berpacu dengan waktu supaya layanan kesehatan kepada seluruh pasien Covid-19 bisa dilakukan semaksimal mungkin sehingga juga penyembuhan juga makin banyak terjadi di semua lokasi," paparnya, seperti dikutip dari detik.com.Pada kesempatan yang sama, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Erlina Burhan, menjelaskan cara kerja remdesivir. Dia menjelaskan obat tersebut berfungsi untuk menghambat replikasi virus corona di tubuh manusia.
"Jadi mudah-mudahan kalau masuk remdesivir, replikasi virus ini akan dihambat sehingga tidak terjadi keparahan yang lebih lanjut. Dan kemudian sistem imun kita akan bisa mengendalikan," tambahnya.
Namun dia menjelaskan bahwa harga tersebut masih bisa disesuaikan ke depannya jika volumenya mengalami peningkatan. "Ini harga juga sangat tergantung dengan volume. Jadi kalau misalnya volumenya meningkat, harga juga semua bisa ditinjau kembali," sebutnya.
Soal 'Obat Covid-19' Hadi Pranoto, Ini Penjelasan Resmi BPOM
Dia memastikan produk tersebut tidak akan didistribusikan melalui kanal lain, misalnya apotek. Dijelaskannya, antivirus Covifor tidak diedarkan secara bebas agar peruntukkannya benar-benar tepat.
"Jadi tidak bisa istilahnya ke instalasi yang lain untuk apotek tapi langsung ke rumah sakit. Jadi yang harus kami yakinkan distribusinya supaya pemanfaatan produk ini adalah dilakukan dengan tepat kepada pasien itu langsung di rumah sakit," jelasnya.