by Redaksi - Espos.id News - Sabtu, 31 Oktober 2009 - 14:20 WIB
Jakarta--Mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang sering disapa Gus Dur menjaminkan diri untuk membebaskan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif, Bibit Samad Riyanto dan Chandra Marta Hamzah, dari tahanan polisi.
"Saya mau nambahin jaminan," kata Gus Dur setelah mendatangi gedung KPK, Jakarta, Sabtu (31/10).
Sikap Gus Dur untuk menjaminkan diri itu merupakan dukungan kepada KPK sekaligus dukungan kepada sejumlah tokoh nasional yang telah menjaminkan diri untuk pembebasan Bibit dan Chandra.
Gus Dur tiba di gedung KPK sekira pukul 09.40 WIB dan baru keluar sekira satu setengah jam kemudian.
Gus Dur datang dengan mengenakan pita hitam di lengan kanan dan didampingi sejumlah pengikutnya. Dia ditemui oleh Wakil Ketua KPK Haryono Umar dan Wakil Ketua sementara Mas Ahmad Santosa dan Waluyo, beserta sejumlah deputi KPK.
Kepada wartawan, Gus Dur menjelaskan kedatangannya adalah wujud dukungan kepada KPK agar terus bekerja memberantas tindak pidana korupsi tanpa pandang bulu.
Dia berharap pimpinan KPK tidak perlu terpengaruh dengan upaya pelemahan dalam bentuk proses hukum terhadap sejumlah pimpinan KPK. Menurut Gus Dur, rakyat berada di belakang Bibit dan Chandra untuk memberikan dukungan.
"Kita berharap perjuangan KPK untuk menegakkan hukum dan demokrasi itu benar-benar tetap terlaksana," kata Gus Dur.
Terkait penahanan Bibit dan Chandra, Gus Dur mengaku bingung dengan alasan penahanan tersebut. Dia juga tidak bisa memahami tuduhan polisi terhadap kedua pimpinan KPK tersebut.
Menurut Gus Dur, tuduhan terhadap kedua pimpinan KPK selalu berubah, mulai dari tuduhan suap hingga penyalahgunaan wewenang. Gus Dur menganggap hal itu sangat membingungkan.
"Saya bingung kok berubah seperti ini," kata Gus Dur.
Untuk itu, Gus Dur meminta KPK dan seluruh elemen masyarakat untuk tidak takut mempertanyakan proses hukum yang dijalankan oleh polisi.
"Kenapa takut, polisi juga orang," kata Gus Dur menambahkan. ant/fid