by Abu Nadzib - Espos.id News - Sabtu, 24 Desember 2022 - 12:22 WIB
Esposin, SOLO – Ketua Umum Exalos Indonesia Janu Wahyu Widodo mengungkapkan di Indonesia ada 349 jenis ular di mana 15 persennya berkategori berbisa tinggi dan mematikan.
Sedangkan 85 persen ular yang hidup di Indonesia tidak berbahaya bagi manusia yaitu ular yang tidak berbisa, berbisa rendah dan berbisa menengah.
Menurutnya, ular berbisa tinggi dan mematikan itu di antaranya king cobra, kobra, ular hijau ekor merah, welang, weling dan lain-lain.
"Ciri-ciri khusus ular berbisa tinggi itu taringnya ada di depan baik yang tetap maupun lipat," katanya kepada Esposin, Sabtu (23/12/2022).
Baca Juga: Doa Panji Petualang untuk Alprih Priyono: Allahumagfirlahu, Lahul Faatihah
Berikut daftar 10 ular berbisa tinggi dan mematikan yang hidup di Indonesia
Ular taipan merupakan ular yang sangat berbisa.
Para ahli bahkan menempatkan ular taipan dengan panjang maksimal dua meter ini sebagai ular dengan bisa paling mematikan nomor 1 di dunia.
Baca Juga: Exalos Gunungkidul Evakuasi 10 Ular Hijau Ekor Merah dari Perkampungan
Bisanya lebih dahsyat dari Black Mamba.
"Kalau bertemu dengan ular ini di alam, jauhi atau hindari, karena risikonya meninggal dunia jika terkena gigitan. Saya harap dengan mengenal ular-uar berbisa, kita bisa waspada," pungkas Panji.
Ular dengan corak abu-abu dan garis putih ini disebut memiliki bisa yang 10 kali lebih kuat dari kobra.
Ular dengan ukuran maksimal 45 centimeter ini memiliki karakter yang mirip dengan ular gibug, yakni jarang bergerak atau lebih sering berdiam menunggu mangsanya lewat.
Jika ada mangsa atau manusia yang melintas di depannya, ular ini langsung mengigit dan menyuntikkan racun.
Ular hijau ekor merah termasuk dalam keluarga viper.
Sesuai dengan namanya, ular ini memiliki cir khas kulit berwarna hijau dengan warna merah di bagian ekornya.
Ular dengan panjang maksimal 45 centimeter ini memiliki taring panjang berukuran kecil untuk menyuntikkan bisa pada makhluk yang digigitnya.
Baca Juga: Benarkah Panji Kebal Bisa Ular, Ini Pendapat Ketum Exalos Indonesia
"Meski taringnya kecil ular hijau ekor merah dapat menyuntikkan bisa dengan jumlah banyak sehingga berbahaya bagi manusia," ujar pawang ular terkenal, Muhammad Panji alias Panji Petualang, dikutip Esposin dari salah satu video di kanal Youtube-nya, Minggu (24/12/2022).
Ular kobra Jawa ini kerap dijumpai di sekitar lingkungan penduduk.
Rata-rata berwarna hitam dengan ciri khusus yakni kepala yang bisa mengembang menyerupai sendok.
"Orang Jawa menganggap ular hijau lebih mematikan dibandingkan kobra Jawa padahal tidak. Justru ular kobra Jawa ini lebih mematikan dibandingkan ular hijau ekor merah," ujar Ketum Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo, Minggu.
Baca Juga: Benarkah Panji Kebal Bisa Ular, Ini Pendapat Ketum Exalos Indonesia
Kobra Jawa memiliki keunikan yakni pada taringnya terdapat dua lubang.
Selain menyuntikkan bisa melalui gigitan, ular ini juga bisa menyemburkan bisa sampai sejauh dua meter.
Jika semburan bisa ular ini mengenai mata, maka akan mengakibatkan iritasi dengan rasa perih yang hebat.
Kemampuan menyemburkan bisa ini yang membedakannya dengan king kobra selain tentang jenis makanan dan ukuran.
Karena berada di tanah dan tidak gesit, ular gibug dijuluki si ranjau darat.
Ular gibug memiliki karakter yang tidak agresif bahkan cenderung diam di posisinya di antara semak belukar.
Namun ia akan mematuk jika ada makhluk asing yang melintas di dekatnya atau malah menginjaknya.
Baca Juga: Eks Asisten Meninggal dan Cerita tentang Panji Petualang Kebal Bisa Ular
Sama dengan ular hijau ekor merah, ular gibug juga masuk dalam keluarga viper.
Kasus gigitan pada manusia umumnya terjadi lantaran hewan liar ini terinjak.
"Ular ini memiliki warna dan corak yang mirip dengan dedaunan kering, jadi sulit terlihat. Makanya rentan terinjak, dan pada akhirnya mengigit manusia," ungkap Panji.
Awalnya ular ini masuk dalam kelompok ular tidak berbisa tetapi belakangan diketahui ular ini menyebabkan masalah serius pada orang yang digigit.
Bisa tersebut diperkirakan didapat dari mangsanya, yakni kodok buduk.
Baca Juga: Mengenal King Cobra, Ular Pembunuh Mantan Asisten Panji Petualang
Ular ini memanfaatkan racun yang dihasilkan kodok buduk untuk menjadi senjata saat mengigit mangsanya.
Ciri-ciri ular ini memiliki warna kulit kecokelatan dengan warna merah di bagian leher dan kehijauan di kepala.
Dalam beberapa kasus, dampak gigitan pada manusia bisa membuat korbannya menderita pendarahan hebat di kuping, hidung, hingga menyebabkan badan membiru.
Panjangnya bisa mencapai tujuh meter dengan bisa yang sangat mematikan.
Panji mengungkapkan serum antibisa ular king cobra baru ada di Thailand.
Baca Juga: 7 Desember, Unggahan Terakhir Kebersamaan Panji dan Eks Asisten Alprih Priyono
Berbeda dengan ular berbisa lain yang makan tikus dan lain-lain, king cobra adalah pemangsa ular lainnya.
Tak hanya ular tak berbisa, king cobra juga kerap menjadikan hewan berbisa lainnya sebagai mangsa, termasuk ular kobra.
Orang yang terkena gigitan king cobra biasanya tak bisa bertahan lama. Mereka akan mengalami demam dan gangguan pernapasan dengan cepat.
Kasus terbaru terjadi pada mantan asisten Panji Petualang, Alprih Priyono, yang meninggal akibat digigit king cobra pada Minggu (18/12/2022) malam.
Ular ini hanya bisa ditemukan di wilayah Jawa bagian timur, Burma dan India.
Penelitian menyebutkan, bisa ular bandotan ini sangat kuat bahkan lebih kuat dan mematikan dibandingkan ular gibug alias si ranjau darat.
Namun sangat kecil, konon bisanya enam kali lebih mematikan dibandingkan king cobra.
Ular ini memiliki corak cantik, di mana bagian bawahnya bermotif belang putih-merah atau hitam-merah dengan punggung yang berwarna hitam.
Terdapat garis dari kepala hingga ekor serta corak warna berbentuk 'V' di bagian kepalanya.
Ia adalah pemangsa katak kecil dan cacing.
Ular welang memiliki kepala yang terpisah jelas dengan lehernya. Kepalanya akan berbentuk seperti segitiga, sehingga terlihat jelas terpisah dengan badan.
Berbeda dengan ular weling, bentuk kapalnya yang lonjong terlihat menyatu dengan badan.
Ular welang biasanya lebih panjang dibandingkan weling. Welang berwarna hitam belang kuning sedangkan weling berwarna hitam belang putih.
Keduanya memiliki kesamaan yakni berbisa mematikan.