by Akbar Evandio - Espos.id News - Jumat, 2 Februari 2024 - 12:30 WIB
Esposin, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempersilakan bagi setiap masyarakat hingga institusi pendidikan untuk mengkritik pemerintah. Orang nomor satu di Indonesia itu menilai bahwa penyampaian kritik merupakan hak dari setiap warga negara.
Hal ini disampaikannya seusai menghadiri agenda peresmian pembukaan Kongres XVI Gerakan Pemuda Ansor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (2/2/2024), dilansir Bisnis.com.
“Ya itu hak demokrasi setiap orang boleh berbicara berpendapat, silakan,” ucapnya kepada wartawan.
Diberitakan sebelumnya, civitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) ikut menyuarakan kritiknya terhadap Presiden Jokowi, mengikuti langkah Universitas Gadjah Mada (UGM).
Diberitakan sebelumnya, civitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) ikut menyuarakan kritiknya terhadap Presiden Jokowi, mengikuti langkah Universitas Gadjah Mada (UGM).
Para akademisi UII mengeluarkan pernyataan sikap atas kondisi perkembangan politik nasional menjelang Pemilu 2024 ini.
Pernyataan UII diwakili dan dibacakan langsung oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid di depan Auditorium Prof. KH. Kahar Muzakir Kampus UII pada Kamis (1/2/2024).
Untuk diketahui, Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan keprihatinan sekaligus kekecewaan terhadap manuver politik yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Aspirasi para akademisi ini dilontarkan dalam bentuk petisi yang dibacakan pada Rabu (31/1/2024) di Balairung UGM. Petisi Bulaksumur yang ditujukan kepada Jokowi menyoroti penyimpangan demokrasi yang dilakukan oleh sang presiden.
Di sisi lain, Sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) pun turut ikut terpanggil mengingatkan Presiden Ke-7 RI itu agar tidak ikut campur tangan proses demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia dan mengingatkan agar Jokowi bersikap netral dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Respons Jokowi Dikritik Akademisi UGM, UII, dan UI"