news
Langganan

Bukan Kebal Bisa, Ini Penyebab Orang Tak Meninggal Seusai Digigit King Cobra

by Abu Nadzib  - Espos.id News  -  Kamis, 5 Januari 2023 - 19:06 WIB

ESPOS.ID - Panji Petualang bersama salah satu ular king cobra miliknya, Garaga. (Youtube Panji Petualang)

Esposin, SOLO – Meski serum antibisa king cobra belum ada di Indonesia namun orang tak selalu meninggal seusai digigit binatang berbisa mematikan terbesar di dunia itu.

Penyebabnya bukan karena kebal bisa namun lantaran gigitan king cobra tersebut masuk dalam kategori gigitan kering.

Advertisement

Ketua Umum Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo, mengatakan gigitan kering adalah gigitan tanpa memasukkan bisa secara penuh.

Biasanya, menurut salah satu pawang ular di Solo ini, ular berbisa menggigit kali pertama sebagai ancaman bagi makhluk yang ia gigit dan bukan untuk mematikannya.

Saat itulah si ular menggigit tanpa menyuntikkan bisa atau hanya sedikit bisa.

Advertisement

"Ular itu bisa merasakan mahluk di sekitarnya. Kalau digigit pertama kemungkinan ular itu tidak seratus persen menyuntikkan bisanya. Gigitan pertama biasanya sebagai ancaman, jadi ular berbisa itu bisa memperkirakan musuh. Misalnya itu mangsa maka ia menyuntikkan bisa digunakan untuk membunuh lalu dimakan. Kalau musuhnya lebih besar atau predatornya termasuk manusia maka gigitan hanya untuk mengancam,” kata Janu Wahyu Widodo kepada Esposin, Kamis (5/1/2023).

Secara ilmiah, menurut Janu, tidak ada manusia yang kebal bisa. Tubuh manusia, ujar dia, tidak bisa merekam bisa yang disuntikkan oleh ular tidak seperti virus atau bakteri.

“Berbeda dengan virus atau bakteri yang kalau kita disuntikkan imunisasi akan terjadi imunitas, untuk ular tidak bisa. Bisa ular itu protein jadi tubuh kita tidak bisa membuat imunitas. Tidak ada istilah setelah pernah digigit ular lalu jadi kebal,” tandas tentara yang aktif dalam evakuasi binatang berbisa ini.

Gigitan awal yang tidak mematikan itu disebutnya sebagai gigitan kering. Sementara dalam beberapa kasus seseorang meninggal dunia karena gigitan ular tersebut masuk kategori basah.

Advertisement

"Gigitan basah itu gigitan dengan bisa penuh. Jadi ular menyuntikkan bisanya secara maksimal. Dalam kasus seperti itu korbannya jika tidak segera mendapat pertolongan atau salah dalam penanganan akan meninggal dunia," ujarnya.

Seperti diberitakan, pada 18 Desember 2022 lalu publik dikejutkan dengan meninggalnya mantan asisten Panji Petualang, Alprih Priyono akibat digigit anakan king cobra.

Kejadian itu berlangsung saat Alprih Priyono menonton pertandingan final Piala Dunia antara Argentina versus Prancis.

Saat itu Alprih dimintai tolong untuk mengevakuasi anakan king cobra.

Advertisement

Namun tiba-tiba ia terkena patuk hingga mengakibatkan meninggal dunia kendati sudah diobati di rumah sakit.

Beberapa sebelumnya seorang pawang ular asal Trenggalek, Jawa Timur, Iman Rohani, meninggal dunia akibat digigit king cobra yang sudah ia pelihara selama lima tahun.

Iman dipatuk king cobra peliharaannya saat akan mengganti tempat minum sang reptil.

Setelah kejadian itu, oleh kepala desa setempat dua ular king cobra milik Iman Rohani lantas diserahkan kepada Panji Petualang.

Advertisement

Dalam podcast di kanal Youtube artis Melaney Ricardo, Panji Petualang mengatakan dirinya kerap digigit ular berbisa, termasuk king cobra.

Menurut Panji, dirinya selamat hingga saat ini karena saat mematuk ular-ular tersebut tidak memasukkan bisanya secara penuh kepada dirinya.

“Ular paling ganas sekalipun pernah gigit Panji, tapi untungnya mereka nggak menyuntikkan bisa. Ketika si ular gigit, mungkin dia nggak ngasih bisa jadi Panji menganggap mereka teman. Karena Panji juga tidak menggunakan pangkur taring, jadi Panji lebih ke berdoa aja,” ujar Panji.

Panji menyadari banyak orang yang menganggap dirinya memiliki ilmu khusus penakluk ular yang tidak dimiliki pawang ular lainnya.

Demi alasan keamanan, ia membiarkan anggapan publik yang menyebut dirinya sebagai orang sakti yang kebal bisa.

“Ya anggap saja Panji punya kesaktian khusus. Biar aja dianggap begitu, daripada dianggap biasa lalu banyak orang meniru bermain-main dengan ular berbisa dan berakibat fatal. Nanti mereka tangkep di alam, digigit ular mati, terus nyalahin Panji,” kata Panji.

Advertisement
Abu Nadzib - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif