news
Langganan

Update Covid-19, Nyaris Tembus 5.000 Kasus/Hari, Tambah 5 Dokter Meninggal Dunia - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Newswire  - Espos.id News  -  Jumat, 9 Oktober 2020 - 10:32 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi petugas medis yang menangani Covid-19. (Reuters)

Esposin, JAKARTA -- Kasus Covid-19 terus meningkat bahkan penambahannya nyaris tembus 5.000 kasus dalam sehari. Pada Kamis (8/10/2020), penambahan kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 4.850.

Namun, itu bukan satu-satunya kabar buruk. Sejak awal Oktober hingga kemarin, ada tambahan lima dokter yang meninggal akibat Covid-19. Dengan demikian, total dokter gugur akibat COVID-19 menurut laporan tim mitigasi PB IDI tercatat sebanyak 132 dokter. Sebanyak 68 di antaranya dokter umum.

Advertisement

"Hal ini dikarenakan lonjakan pasien Covid terutama Orang Tanpa Gejala (OTG) terutama yang mengabaikan perilaku protokol kesehatan di berbagai daerah juga meningkat," sebut tim mitigasi PB IDI dalam rilis, Jumat (9/10/2020), seperti diberitakan detik.com.

Sehari, 17 Pasien Covid-19 di Sragen Dinyatakan Sembuh

Berikut rinciannya:

- 68 dokter umum - 62 dokter spesialis - 2 residen
Advertisement

Sementara itu, data sebaran dokter meninggal akibat COVID-19 di berbagai provinsi adalah sebagai berikut:

Jawa Timur: 31 dokter Sumatera Utara: 22 dokter DKI Jakarta: 19 dokter Jawa Barat: 11 dokter Jawa Tengah: 9 dokter Sulawesi Selatan: 6 dokter Bali: 5 dokter Sumatera Selatan: 4 dokter Kalimantan Selatan: 4 dokter Aceh: 4 dokter Kalimantan Timur: 3 dokter Riau: 4 dokter Kepulauan Riau: 2 dokter DI Yogyakarta: 2 dokter Nusa Tenggara Barat: 2 dokter Sulawesi Utara: 2 dokter Banten: 1 dokter Papua Barat: 1 dokter

Sanksi Sosial Sadarkan Pengguna Jalan Patuhi Protokol Kesehatan

Advertisement

Orang Tanda Gejala (OTG)

Ilmuwan memperingatkan pengujian perlu ditingkatkan untuk menangkap gejala-gejala yang tidak terlihat. Sebagian besar orang yang dites positif Covid-19, tidak memiliki gejala apa pun. Penelitian terbaru mengungkapkan, sekitar 77 persen orang yang menerima hasil positif virus corona antara akhir April dan Juni lalu, tidak menunjukkan gejala pada hari tes mereka. Sementara 86 persen tidak mengalami batuk, peningkatan suhu tubuh atau kehilangan rasa/bau.

Para peneliti di University College London menganalisis data dari survei infeksi virus corona dari Office for National Statistics (ONS), yang menguji ribuan rumah setiap minggu, terlepas dari apakah orang-orang memiliki gejala. Analisis tersebut melihat data dari 36.061 orang yang menjalani tes antara 26 April dan 27 Juni lalu.

Sebanyak 115 (0,32 persen) memiliki hasil tes positif, studi menemukan, 27 (23,5 persen) di antaranya bergejala dan 88 (76,5 persen) tidak menunjukkan gejala pada hari tes.

Menko PMK Muhadjir Effendy Sebut Persepsi Masyarakat tentang UU Cipta Kerja Salah

Artinya penyebaran Covid-19 semakin sulit dilacak tanpa tes. Melalui fakta ini pula, penerapan protokol kesehatan Covid-19 menjadi mutlak dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona.

Profesor Irene Petersen, yang memimpin penelitian tersebut, memperingatkan pengujian yang lebih luas diperlukan karena mungkin ada banyak "penyebar diam" yang menularkan penyakit tanpa menyadarinya.

"Anda mungkin berada di luar masyarakat dan mereka tidak mengisolasi diri karena mereka tidak tahu bahwa mereka positif," katanya kepada kantor berita PA, dilansir laman Independent, Jumat (9/10/2020), seperti dilansir suara.com.

 

Advertisement
Kaled Hasby Ashshidiqy - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif