news
Langganan

UIN Berperan Besar Cegah Munculnya Paham Radikal

by Arif Wahyudi Jibi Harian Jogja  - Espos.id News  -  Jumat, 12 Desember 2014 - 09:20 WIB

ESPOS.ID - UIN Sunan Kalijaga Jogja

Harianregional.com, JOGJA - Ketua Kelompok Kerja Program Nasional Pencegahan Terorisme Badan Nasional Pencegahan Terorisme BNPT) Nazarudin Umar mengungkapkan, keberadaan Universitas Islam Negeri (UIN) sangat penting dalam upaya melenyapkan kaum minoritas penganut paham radikal yang ingin menggulingkan negara.

"UIN seperti sebuah menara yang ingin dimanfaatkan penganut radikal untuk melebarkan sayap paham yang dianutnya. Maka dari itu, dalam kesempatan ini kita ajak dialog para mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh dengan paham-paham radikal dan identik dengan kekerasan," ujar Nazarudi usai dialog terbuka dengan civitas akademika UIN Sunan Kalijaga (Suka), Kamis (11/12/2014).

Advertisement

Dalam kesempatan itu Nazarudin juga menjabarkan mengenai paham Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). Menurut dia, sangat keliru apabila mahasiswa dengan begitu saja ikut mendukung paham itu atas nama Islam. Alasannya, menurut dia, ISIS bukan paham perjuangan untuk membela Islam. Justru kepentingan geopolitik di Timur Tengah menjadi faktor utama yang ditekankan dalam paham itu.

"Jadi ISIS itu sebenarnya bukan upaya memperjuangkan Islam. Tapi lebih membunuh Islam sendiri," terang dia.

Sebagai pengungkapan faktanya, Nazarudin memberikan penekanan mengenai perjuangan rakyat Palestina dalam menghadapi gempuran Zionis Israel. Selama ini, lanjut dia, ISIS tak pernah mengaum untuk membela rakyat Palestina dari kekejaman Israel.

Advertisement

"Apakah seperti itu yang dikatakan membela Islam? Faktanya ISIS itu tidak pernah mendukung kemerdekaan rakyat Palestina," jelas dia.

Selanjutnya BNPT akan mencegah adanya syiar-syiar yang bersifat ekstrem. Lembaga pemerintah itu juga menyorot keras ceramah-ceramah yang kedengarannya sampai berdarah-darah demi tujuan menarik simpati masyarakat. Nazarudin yakin saat ini ceramah model keras seperti itu tidak laku di masyarakat.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Magsuddin menambahkan pernyataan untuk memproteksi mahasiswanya dari terjangan paham-paham radikal. Magsuddin menuturkan, Islam adalah ajaran yang identik dengan sisi kelembutan dan mengutuk kekerasan. Dia menjabarkan, Nabi Muhammad SAW adalah cerminan dari figur yang selalu memayungi kedamaian untuk semua umat, bahkan kalangan yang saat itu tidak sejalan dengan nabi.

Advertisement

"Seperti halnya penyebaran Islam di Indonesia yang dilakukan Sunan Kalijaga yang menggunakan metode keramahan. Itulah Islam yang sebenarnya. Islam itu santun, bukan identik dengan kekerasan," papar Magsuddin.

Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif