news
Langganan

TKI DITEMBAK: Malaysia Bantah 3 TKI Jadi Korban Perdagangan Organ - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Jibi Solopos Ant  - Espos.id News  -  Jumat, 27 April 2012 - 09:58 WIB

ESPOS.ID - Ketiga TKI diotopsi karena ada indikasi dugaan praktik jual-beli organ tubuh. (Foto Antara)

KUALA LUMPUR-Mabes Polri dan Kemlu baru akan mengumumkan hasil autopsi tiga TKI asal NTB. Namun  Pemerintah Malaysia membantah kecurigaan tiga TKI asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang ditembak mati di Port Dickson, Negeri Sembilan, telah menjadi korban perdagangan organ tubuh manusia.

Advertisement

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein mengatakan, kecurigaan tersebut sama sekali tidak benar dan hanya akan merusak citra Malaysia di mata dunia.

"Saya membantah perkara ini dan berharap semua pihak sabar menunggu laporan dari pihak terkait yang melakukan penyelidikan karena ini menyangkut citra negara," katanya seperti yang dikutip dari harian Utusan Malaysia, Jumat (27/4/2012).

Ia mengatakan, satu delegasi dari Indonesia telah datang ke Malaysia untuk membicarakan masalah tersebut dengan Ketua Polisi Negara, Tan Sri Ismail Omar.

Advertisement

"Tidak ada apa pun yang hendak saya tutupi, ini bukan cara saya dan Malaysia. Jadi apa yang penting ialah kita tunggu laporan siap sepenuhnya," katanya.

Sementara itu dalam surat elektroniknya, Direktur Pengamanan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Brigjen Pol Bambang Purwanto menyebutkan tiga TKI itu ditembak oleh lima polisi Malaysia.

Lima polisi Malaysia itu memberondongkan peluru ke arah TKI Herman, 34 dan Abdul Kadir, 25, asal Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, NTB, serta Mad Noor, 28, asal Dusun Gubuk Timur, Desa Pengadangan.

Advertisement

Sebelumnya, mantan Duta Besar RI untuk Malaysia, Da'i Bachtiar mengatakan kasus ini harus terus dikembangkan termasuk melaksanakan Autopsi ulang. Autopsi ulang dapat membuktikan banyak peluru yang ada di tubuh korban serta mengetahui apakah ada organ tubuh yang hilang.

"Kita akan menemukan berapa peluru yang masuk ke tubuh korban. Kalau ternyata banyak peluru yang bersarang ditubuh korban tentulah itu sangat berlebihan," katanya.

Advertisement
Arif Fajar Setiadi - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif