by Redaksi - Espos.id News - Jumat, 6 Agustus 2010 - 21:45 WIB
Solo (Espos)--Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dinilai sebagai pemicu anjloknya realisasi ekspor Kota Solo. Pada awal semester II 2010 realisasi ekspor anjlok hingga 16,27%.
Dari data surat keterangan asal (SKA) yang diterbitkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo, jika pada bulan Juni nilai ekspor Kota Solo mencapai US$947.692,39 maka di bulan Juli hanya senilai US$793.513,60 atau turun 16,27%. Sementara, volume ekspor juga mengalami penurunan sekitar 6,64%. Total volume ekspor bulan Juli sebesar 5.589.192,65 kg sedangkan volume bulan sebelumnya mencapai 5.986.676,97 kg.
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan adalah mebel serta tekstil dan produk tekstil (TPT). Jika pada bulan Juni nilai dan volume ekspor mebel sebesar US$291.118,88 dan 648.801,56 kg maka bulan Juli kemarin nilainya turun menjadi US$270.459,95 dan volumenya hanya 573.461,83 kg.
Sedangkan untuk TPT, baik nilai maupun volume ekspornya mengalami penurunan hampir 8%. Bulan Juli lalu Kota Solo hanya mengekspor 3.459.787,08 kg TPT dengan nilai US$229.273,91.
Padahal pada bulan Juni volumenya mencapai 3.775.307,74 kg dengan total nilai US$248.402,12. Sementara, kondisi berbeda justru dialami komoditas batik. Nilai ekspor batik di bulan Juli mencapai USD 51.086,36 dengan volume 1.068.504,33 kg. Sedangkan pada bulan Juni hanya berkisar USD 43.231,34 dan 812.493,21 kg.
Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah, Djoko Santosa, mengatakan penurunan ekspor TPT terutama terjadi pada produk kain tenun sedangkan untuk garmen relatif stabil. haw