by Jafar Sodiq Assegaf Jibi Solopos - Espos.id News - Jumat, 16 Mei 2014 - 10:07 WIB
Berita ini sekaligus jadi pembuka pembahasan halaman Soloraya. Selain itu ada pula berita seputar pergelaran Java Expo 2014. Berikut rangkumannya;
Dua Videotron Tak Berizin
Dua dari sepuluh videotron yang akan dilelang ternyata sudah dibangun sebelum dilelang. Kedua videotron yang berada di perempatan Manahan dan pertigaan Kerten itu sempat ditempeli label dengan tulisan “Tidak Berizin” serta “Reklame Ini Belum Membayar Pajak Reklame” oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Label tak berizin masih terlihat sampai Rabu (14/5) pagi. Namun pada sore harinya, label itu sudah dilepas. Kedua videoton itu sempat beroperasi dengan menampilkan tayangan iklan produk tertentu beberapa hari lalu saat label tak berizin masih tertempel.
Baca Juga: 2 Videotron Tak Berizin Dibangun Sebelum Dilelang, Segel Dinas Pendapatan di Videotron Dilepas, Pajak Videotron Tinggi
Java Expo 2014: Menjelajah Produk Unggulan Daerah
Ratusan pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM), badan usaha milik negara (BUMN), instansi pemerintah dan lain-lain dari berbagai wilayah di Indonesia berkumpul di Pagelaran Keraton Solo pada pameran nasional The 9th Java Expo 2014. Pameran digelar sejak Rabu-Minggu (14-18/5).
Dari stan ke stan tampak berbagai produk sesuai ciri khas dan keunggulan daerah. Seperti Kota Baru, misalnya, menghadirkan gambaran salah satu tempat wisata di Jawa Timur (Jatim) Park dengan Museum Angkutnya. Lain Kota Batu, lain pula Kabupaten Wonosobo. Kawasan yang berhawa sejuk itu menghadirkan hasil bumi berupa sayur mayur dan aneka olahan dari buah.
Baca Juga: Sejumlah Daerah Tawarkan Investasi Industri, 100 Stan Unjuk Gigi di Pagelaran Keraton Solo, Persiapan Pameran Nasional di Pagelaran, Unjuk Produk Unggulan Daerah di Pagelaran Keraton Solo, Mainan Tradisional Turut Ditawarkan
Wahana Tata Nugraha: Alih Fungsi Trotoar Jadi Sorotan Kemenhub
Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang menduduki sejumlah trotoar jalan protokol menjadi sorotan tim penilai Wahana Tata Nugraha (WTN) Kementrian Perhubungan (Kemenhub). Fenomena ini berpotensi mengganjal Solo untuk meraih WTN untuk kali kedelapan.
Hal itu terungkap dalam penilaian akhir tim WTN Kemenhub di Rumah Dinas Wali Kota, Loji Gandrung, Rabu (14/4). Salah seorang anggota tim penilai, Suharno, dalam paparannya mengatakan masih sering menemui PKL yang mengubah fungsi trotoar menjadi tempat menggelar dagangan. Padahal, seharusnya trotoar berfungsi sebagai jalur pejalan kaki.