by Tim Solopos - Espos.id News - Kamis, 25 Februari 2021 - 07:33 WIB
Esposin, SOLO-- Koran Solopos hari ini edisi Kamis (25/2/2021) mengulas tentang perburuan Rp23,7 triliun. Penyitaan aset-aset yang diduga terkait tersangka kasus korupsi PT Asabri terus dilakukan Kejaksaan Agung (Kejagung), termasuk di Soloraya.
Ini merupakan kelanjutan laporan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) tentang deretan aset senilai Rp171 miliar. Kejagung menyita aset terkait dugaan tindak pidana korupsi PT Asabri, Selasa (23/2) malam. Aset yang disita berupa 17 armada bus dari sebuah garasi bus yang ada di wilayah Simo, Kabupaten Boyolali.
Kepala Kejaksaan Negeri Boyolali, Muhammad Anshar Wahyudin, mengatakan pada Selasa siang pihaknya kedatangan tim penyidik dari Kejagung. Kedatangan tim penyidik yang terdiri dari tujuh orang itu terkait perkara dugaan tindak pidana korupsi PT Asabri, dengan tersangka Letjen TNI (Purn) Sonny Widjaja. Pada hari itu tim melakukan pemeriksaan terhadap dua saksi.
"Kemudian pada malam harinya sekitar pukul 21.46 WIB sampai selesai, tim melakukan penyitaan 17 bus pariwisata Restu Wijaya yang bertempat di garasi bus PT Restu Wijaya Simo," kata dia kepada wartawan, Rabu (24/3).
"Kemudian pada malam harinya sekitar pukul 21.46 WIB sampai selesai, tim melakukan penyitaan 17 bus pariwisata Restu Wijaya yang bertempat di garasi bus PT Restu Wijaya Simo," kata dia kepada wartawan, Rabu (24/3).
Selengkapnya Baca E-paper Solopos.
Sampul atau cover Koran Solopos berjudul “Penjaga Tradisi” edisi spesial Hari Batik Nasional terbitan Jumat (2/10/2020) diganjar Silver Winner IPMA Kategori Suratkabar Terbaik. Begitu juga Harian Jogja edisi Selasa (14/4/2020).
Selengkapnya Baca E-paper Solopos.
Sehingga reratanya hanya 30an tambahan kasus dalam sehari. Kumulatif kasus pada Rabu (24/2/2021) di angka 9.361 orang, dengan perincian 8.270 pulang/sembuh, 512 isolasi mandiri, 123 rawat inap, dan 456 orang meninggal dunia.
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan penurunan kasus membuat bed isolasi maupun ICU Covid-19 di Kota Bengawan lebih longgar. Dari kapasitas 700an yang tersebar di belasan rumah sakit (RS), hanya 250an di antaranya yang terpakai. Itupun sudah termasuk pasien alamat luar Solo yang dirujuk.
“Mungkin masyarakat yang semakin patuh menjalankan protokol kesehatan. Kemudian efek Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) baik yang skala kota maupun mikro,” kata dia, dihubungi Espos.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan sejumlah RS mulai mengajukan agar ruangan isolasinya dimanfaatkan untuk pasien non Covid-19. Namun, RS harus siap apabila bed isolasi itu dibutuhkan jika sewaktu-waktu lonjakan kasus kembali terjadi.
“Sudah ada beberapa RS yang minta agar kamarnya dialihfungsikan. Kami izinkan dengan catatan sewaktu-waktu dibutuhkan bisa kembali dibutuhkan untuk pasien Covid-19,” bebernya.
Selengkapnya Baca E-paper Solopos.