Esposin, SOLO--Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Homeschooling Laos Solo atau biasanya disebut Laos School mengisi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan memasak baceman dan dawet.
Kegiatan memasak yang diikuti 50-an siswa istimewa dan berkebutuhan khusus, pada Selasa (23/7/2024), di Laos School tersebut berlangsung seru dan meriah. Pantauan Esposin, sebanyak 50-an anak dari berbagai jenjang mulai PAUD-SMA dibagi menjadi empat kelompok besar.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Kelompok pertama bertugas menyiapkan dan memasak baceman tahu dan tempe. Kelompok kedua bertugas menyiapkan santan untuk bahan membuat minuman dawet. Sedangkan kelompok ketiga menyiapkan isian dawet seperti nangka dan cendol. Kemudian kelompok keempat bertugas mengemas dawet dalam cup.
Para siswa terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka kompak saling berbagi tugas antara satu dengan lainnya.
Sesekali para guru juga memberikan sesi ice breaking atau hiburan untuk mencairkan suasana. Setelah semua masakan matang, mereka bersama-sama menyantapnya.
Kepala Operasional Laos School, Heru Suwignyo, mengatakan tujuan dari cooking class untuk memberikan bekal life skill atau keterampilan dalam memasak. Karena, menurut dia, meskipun para siswa ini punya keistimewaan dan kebutuhan khusus, justru ini akan menjadi hal yang spesial bagi mereka.
"Selain itu dalam kegiatan memasak ini juga bisa memberikan mereka pembelajaran bahwa makanan yang mereka makan itu butuh proses mulai dari menyiapkan bahan , mengolah hingga menyajikannya. Sehingga mereka bisa lebih menghargai makanan," kata dia kepada Esposin di sela-sela acara.
Heru menjelaskan pengelompokan siswa dalam kegiatan memasak juga mempertimbangkan faktor risiko. Artinya, apabila ada kegiatan yang berhubungan dengan benda tajam seperti pisau dipilih anak-anak yang punya kepercayaan diri yang relatif baik dan tetap didampingi guru.
"Ini kelompoknya sengaja kita campur agar mereka juga saling mengenal satu sama lain. Entah kepada kakak kelas maupun adik kelas," kata dia.
Dia menjelaskan keistimewaan siswa di sekolahnya cukup beragam. Mulai dari anak-anak dengan gangguan konsentrasi, speech delay, ADHD, lambat belajar, down syndrome, dan sebagainya.
"Sekolah kami ini inklusif jadi semua siswa dengan berbagai latar belakang bisa sekolah di sini," kata dia.
Kegiatan ini mendapatkan sambutan positif dari siswa. Salah satunya Matthew, siswa SMP kelas IX. Menurut dia, kegiatan ini menyenangkan karena dia dapat ilmu baru soal cara memasak baceman dan tahu.
"Saya hobi memasak di rumah tapi tidak pernah memasak baceman. Jadi saya tadi bisa belajar resep baru untuk dibikin di rumah," kata dia.
Salah satu wali siswa jenjang SD di PKBM Laos, Bernadeta, mengatakan kegiatan memasak ini punya dampak bagus untuk anak-anak. Karena, mereka jadi tahu dunia dapur dan bisa lebih tahu proses memasak.
"Bagi siswa ini penting karena bisa menambah wawasan dan memberikan suasana berbeda dalam proses belajar mengajar. Semoga acara nonformal ini rutin diadakan," kata dia.
Selain memasak, PKBM yang terletak di Jl. Nuri 2 Nomor 2A, Sidorejo, Mangkubumen, Banjarsari, Solo tersebut juga mengadakansejumlah kegiatan lain untuk mengisi MPLS. Ada sesi perkenalan awal Nderek Tepang Younome Senin (22/7/2024), Kunjungan ke Museum Pers Nasional Kamis (25/7/2024), dan belajar mitigasi bencana ke BPBD Solo pada Jumat (26/7/2024).