news
Langganan

Rapat penetapan pemenang Pilkada Depok ricuh

by Redaksi  - Espos.id News  -  Rabu, 20 Oktober 2010 - 15:58 WIB

ESPOS.ID - Ricuh di rapat pleno Pilkada Depok (VIVAnews.com)

Advertisement

Cibubur--Rapat pleno KPU Depok terkait penetapan pemenang Pilkada yang digelar hari ini, Rabu (20/10) berlangsung ricuh. Suasana panas sudah tercium sejak rapat belum dimulai. Pemilu itu sendiri berlangsung 16 Oktober 2010.

Rapat penetapan itu sendiri molor satu jam. Semula dijadwalkan pukul 13.00 WIB. Begitu Ketua KPU Muhammad Hasan membuka rapat para pendukung  sejumlah pasangan, antara lain  pasangan Badrul Kamal-Supriyanto, dan pasangan Gagah Sumantri-Dery Drajat, langsung protes keras.

Dari perhitungan dilakukan KPUD Depok pasangan Nur Mahmudi Ismail dan Idris Abdul Somad unggul atas tiga pasang kandidat lainnya dengan perolehan 41,02 persen suara dari total pemilih.

Advertisement

Sementara pasangan Badrul Kamal (mantan Walikota Depok) dan Supriyanto  mendapat 27 persen, Yuyun Wirasaputra dan Pradi Supriyatna (22, 25 persen), dan Gagah Sumantri dan Dery Drajat (9,81 persen).

Para pendukung sejumlah pasangan yang memenuhi Gedung Wiladatika, Cibubur, berteriak-teriak tidak puas.

Salah satu pendukung pasangan Badrul Kamal dan Supriyanto bernama Samsul dan  memakai atribut Partai Hanura, dengan lantang mengecam Ketua KPU Muhammad Hasan. "Pak Hasan jangan berkuasa sendiri, tolong suara kami didengar. Anda menjadi ketua KPU tapi jangan merasa memiliki KPU. Tolong pikirkan baik-baik agar rapat pleno ini ditunda," kata Samsul.

Advertisement

Dia juga menuding Hasan tidak memiliki SK sebagai ketua KPU sehingga keputusan-keputusannya dianggap tidak sah. Dia juga menyesalkan sikap KPU yang mengundang mereka menghadiri rapat pleno.

Namun Hasan membantah tudingan itu. Proses perhitungan suara sudah adil dan  semua pihak yang bertarung diundang dalam rapat pleno yang dijaga 300 aparat kepolisian itu.

Sementara pendukung kandidat lainnya menyesalkan sikap KPU yang tidak menyosialisaikan pilkada dengan baik, sehingga banyak yang memiliki hak pilih tapi tidak bisa memilih. "Banyak warga yang juga tidak kenal kandidat."

vivanews/rif

Advertisement
Arif Fajar Setiadi - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif