by Insetyonoto, Jibi, Solopos - Espos.id News - Selasa, 1 Agustus 2017 - 07:00 WIB
Esposin, SOLO—Rektor Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo, Ongko Cahyono, mengatakan persyaratan itu mengakibatkan kampusnya belum bisa menambah guru besar baru.
“Sebenarnya di UTP ada tiga dosen dari Fakulas Pertanian yang telah memenuhi syarat, tapi belum bisa dipromosikan menjadi guru besar,” kata dia saat dihubungi Esposin di Solo, Senin (31/7/2017).
Menurut Ongko, tiga orang dari Fakultas Pertanian itu telah memenuhi syarat promosi guru besar yakni memperoleh ijazah doktor selama tiga tahun dan memiliki pengalaman mengajar 10 tahun. Hanya, tiga dosen tersebut masih terkendala persyaratan menulis di jurnal internasional terindeks Scopus.
Seorang calon guru besar atau profesor minimal atau setidaknya pernah menulis di jurnal internasional terindeks Scopus tiga kali atau minimal satu kali. Tulisan itu terkait kajian seperti ilmu hayati, ilmu sosial yang di dalamnya ada ilmu humaniora atau hukum, serta ilmu kesehatan.
“Padahal untuk bisa dimuat di jurnal internasional terindeks Scopus itu tidak mudah karena harus bersaing dengan para dosen lainnya di seluruh dunia,” kata Ongko.
Sementara itu, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Mudhofir Abdullah, mengungkapkan persyaratan publikasi di jurnal internasional terindeks Scopus menjadi kendala besar bagi calon guru besar. Hal ini menyebabkan salah seorang dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan [FITK] IAIN Surakarta yang telah diusulkan menjadi guru besar sejak 2012 sampai sekarang belum bisa dikukuhkan.
“Memang baik bagi calon guru besar menulis ilmiah di jurnal internasional, tapi karena belum terbiasa sehingga menjadi hambatan,” kata dia. Pihaknya telah membantu para dosen dengan memberikan pelatihan penulisan ilmiah di jurnal internasional.