news
Langganan

Profil Kompolnas Benny Mamoto, Dicap Bohong Soal Pembunuhan Brigadir J - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Chelin Indra Sushmita  - Espos.id News  -  Rabu, 10 Agustus 2022 - 12:24 WIB

ESPOS.ID - Sekretaris/Anggota Kompolnas Irjen Pol. (Pur) Benny Jozua Mamoto. (Kompolnas.go.id)

Esposin, SOLO -- Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional atau Kompolnas, Irjen Pol Benny Josua Mamoto, didesak mundur. Desakan itu muncul lantaran Benny mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait pembunuhan Brigadir J, ajudan mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.

Pada 13 Juli 2022 lalu, Benny Mamoto menyebut tidak ada kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J. Dia meyakini luka-luka yang ditemukan di tubuh Brigadir J adalah luka tembak.

Advertisement

Akan tetapi belakangan fakta baru terungkap bahwa kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J disebabkan pembunuhan berencana. Bareskrim Polri telah menetapkan empat tersangka terkait kasus tersebut, yakni Irjen Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka RR, dan KM.

Fakta baru ini pun membuat warganet geram dengan pernyataan Benny Mamoto yang dianggap menyebarkan hoaks. Banyak yang meminta Benny untuk mundur dan turut diperiksa dalam pusaran kasus yang melibatkan 31 anggota Polri tersebut.

Advertisement

Fakta baru ini pun membuat warganet geram dengan pernyataan Benny Mamoto yang dianggap menyebarkan hoaks. Banyak yang meminta Benny untuk mundur dan turut diperiksa dalam pusaran kasus yang melibatkan 31 anggota Polri tersebut.

Desakan itu bergema di media sosial lantaran namanya menjadi salah satu trending topic di Twitter Indonesia, Rabu (10/8/2022).

Baca juga : Bharada E Bongkar Pembunuhan Brigadir J Setelah Ketemu Ortu

Profil Benny Mamoto

Dikutip dari laman kompolnas.go.id, Benny lahir di Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, pada 7 Juni 1955. Pria berumur 66 tahun berhasil mencapai jenjang karier di Polri dengan pangkat Inspektur Jenderal atau Irjen.
Advertisement

Baca juga : Daftar 31 Polisi yang Diduga Langgar Kode Etik di Kasus Brigadir J

Kariernya di bidang reserse antara lain menjadi penyidik Densus 88 Antiteror Polri, Kepala Unit I/Keamanan Negara-Separatis, Dit I/Kamtrannas Bareskrim Polri pada 2001, serta Wakil Direktur II/Ekonomi & Khusus Bareskrim Polri pada 2006.

Dia juga pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris NCB-Interpol Indonesia pada 2007 hingga 2009, serta menjabat sebagai Direktur Badan Narkotika Nasional pada 2009 hingga 2012.

Advertisement

Selain di Tanah Air, Benny Mamoto juga acap ditugaskan di luar negeri. Beberapa tugas mancanegara yang pernah diemban Benny antara lain mengisi Seminar Counter Terrorism di ILEA Bangkok, Kursus Counter Terrorism JICA Jepang, Interpol General Assembly di Rio de Janeiro, Brasil, Interpol General Assembly di Marrakesh, Marroko, Counter Terrorism Conference di Sydney, Australia, Aseanapol Conference Singapore, dan Aseanapol Database di Singapore. Benny pernah pula menjadi pembicara pada sidang umum Interpol di Roma, Italia pada 2012.

Kompolnas Benny Mamoto juga turut terlibat melakukan penyelidikan dan penyidikan di luar negeri. Kasus yang pernah ditangani Benny yaitu pemeriksaan saksi kasus pembunuhan Beng Seng di Hongkong dan Shenzhen, Tiongkok.

Baca juga : Trending Topic: Kompolnas Benny Mamoto Diminta Mundur!

Advertisement

Selain itu, dia juga andil dalam penyelidikan kasus perbankan ke Hongkong, penyelidikan kasus BLBI ke Los Angeles, Amerika Serikat, serta penyelidikan kasus BLBI ke Singapura.

Benny juga dipercaya dalam penyelidikan kasus bom di KBRI Paris, Prancis, serta melakukan pemeriksaan terhadap tahanan kasus teror di Singapura, Malaysia, Filipina, Australia, Kabul, Afganistan.

Dia juga pernah melakukan penyelidikan terkait kasus teror di Pakistan. Selain itu, Benny pernah mengatur persidangan teleconference kasus teror Singapura-Jakarta, mengatur persidangan teleconference kasus teror Malaysia-Jakarta, serta mengatur persidangan teleconference kasus teror Malaysia-Bali.

Tak hanya sampai di situ, sosok yang pernah menjadi anggota Tim Pemburu Koruptor Kantor Menkopolhukam itu juga melakukan penyelidikan kasus pencurian benda cagar budaya ke Jerman.

Baca juga : Mahfud MD: Kasus Pembunuhan Brigadir J Seperti Orang Sulit Melahirkan

Anggota Tim Pembebasan Sandera Departemen Luar Negeri ini juga turun tangan memimpin operasi pembebasan sandera di Filipina.

Benny Mamoto juga terlibat dalam penyerahan tahanan buronan tentara Timor Leste ke Dili, serta menemukan dan mengamankan ladang ganja seluas 155 hektare di Nanggroe Aceh Darussalam.

Selama berkarier di kepolisian, Benny Mamoto telah mendapatkan sejumlah tanda jasa. Yaitu Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun, Satya Lencana Kesetiaan 16 tahun, Satya Lencana Kesetiaan 24 tahun, Bintang Bhayangkara Nararya, serta Bintang Bhayangkara Nararya (Prestasi). Akhir 2010 silam, Benny mendapatkan gelar adat “Tonaas Wangko” dari Majelis Kebudayaan Minahasa.

Advertisement
Chelin Indra Sushmita - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif