news
Langganan

PILPRES 2014 : Jokowi Bicara Rekam Jejaknya Sebagai Wali Kota Solo - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Irene Agustine Adib M Asfar Jibi  - Espos.id News  -  Minggu, 1 Juni 2014 - 17:00 WIB

ESPOS.ID - Calon presiden (capres) PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi bersalaman dengan warga saat meninggalkan Rumah Dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung, Solo, Jawa Tengah, Kamis (15/5/2014). Jokowi selanjutnya melanjutkan perjalanannya untuk menemui para kader PDI Perjuangan di sejumlah wilayah Jawa Tengah. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Esposin, JAKARTA – Calon presiden (capres) nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi), menyampaikan masyarakat harus melihat rekam jejak dirinya dan Jusuf Kalla (JK) sebagai alasan untuk memilih dalam Pilpres 9 Juli 2014.

“Masyarakat harus melihat rekam jejak. Saat menjadi wali kota telah berbuat apa, telah membuktikan apa, saat ini banyak sekali alasan seperti ini dipelintir. Masyarakat harus melihat rekam jejak yang sudah kami berdua lakukan,” katanya kepada wartawan, di Gedung KPU Pusat, Jakarta, Minggu (1/6/2014).

Advertisement
Namun dia mengatakan hal tersebut dikembalikan kepada pilihan masyarakat, karena menurutnya mereka hanyalah medium untuk menjalankan amanat rakyat. “Kami kembalikan lagi kepada Allah, lalu kami kembalikan ke kehendak masyarakat seperti apa,” katanya.

Dia juga menambahkan, “Kami hanya melaksanakan dan menjalankan kalau diberi amanat oleh rakyat 9 Juli nanti. Kami akan bekerja sebaik-baiknya untuk bangsa, negara dan kepentingan rakyat,” tutupnya. Sebelumnya, KPU resmi menetapkan Jokowi-JK pada nomor urut 2, sementara itu Prabowo-Hatta mendapatkan nomor urut 1 untuk Pilpres 9 Juli 2014 nanti.
Advertisement

Soal rekam jejak, Jokowi memang sempat menjadi sasaran serangan oleh rival politiknya. Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, dalam program Mata Najwa di Metro TV, Rabu (28/5/2014), menyebut PAD Kota Solo turun selama Jokowi menjadi Wali Kota Solo. “PAD di Solo itu turun selama jokowi memimpin,” katanya saat beradu argumen dengan Maruarar Sirait saat itu.Hal itu menjadi perbincangan di sebuah media sosial. Banyak orang yang mengkritik pernyataan Fadli Zon tanpa disertai data. “BERDEBAT TANPA DATA AKURAT [FADLI ZON & A. YANI],” sebut sebuah akun di Kaskus, Jumat (30/5/2014) malam.

Fadli pun merevisi pernyataannya itu. Di kultwitnya, dia mengganti kata “PAD” dengan “rasio PAD”. “Dlm debat @MataNajwa sy sebut PAD menurun maksudnya Rasio PAD. Hanya dlm debat kita tak bisa detail,” kilahnya.

Advertisement
Advertisement
Adib Muttaqin Asfar - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif