news
Langganan

PILPRES 2014 : Guruh: Capres yang akan Menghidupkan Orde Baru Harus Dicegah - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Akhirul Anwar Jibi Bisnis  - Espos.id News  -  Jumat, 13 Juni 2014 - 16:27 WIB

ESPOS.ID - Guruh Soekarnoputra (JIBI/Solopos/Dok.)

Esposin, JAKARTA -- Politikus PDI-P Guruh Soekarnoputra menyatakan kedua capres yang akan bertarung pada Pilpres tahun ini mengklaim sebagai pengikut Soekarno. Tetapi satu di antaranya dinilai akan menghidupkan kembali masa orde baru sehingga harus dicegah.

"Kedua capres kita sama-sama mengklaim diri sebagai pengikut Bung Karno. Tetapi ada capres yang mengatakan dirinya penerus Soekarno, tetapi nada-nadanya akan menghidupkan zaman Orde Baru," ujar Guruh dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Jumat (13/6/2014).

Advertisement

Guruh menganggap pembawaan Jokowi sederhana dan merakyat karena rekam jejaknya selama ini memuaskan masyarakat. Sementara era orde baru kecenderungannya sebagai antek barat sehingga Indonesia tidak bisa mandiri.

Putra Proklamator Soekarno ini menambahkan pemerintahan Jokowi yang akan datang harus berhenti mengelalabui perjuangan Bung Karno pasalnya hingga sekarang Bung Karno belum dinobatkan sebagai bapak bangsa, padahal sudah berjuang luar biasa.

Adapun mengenai kondisi sekarang ini, Guruh memberi tiga catatan. Pertama, amandemen UUD 1945 yang sudah empat kali, malah kebablasan. Esensi UUD 1945 yang asli malah hilang, amandemen membuat Indonesia menjadi negara liberal.

Advertisement

Kedua, orde baru sesungguhnya adalah sebutan terhadap diri sendiri, oleh orang-orang yang menjatuhkan Bung Karno. Sebaliknya, istilah orde lama hanya istilah yang diciptakan oleh orang-orang yang merasa dirinya sebagai orde baru. Jadi kedua istilah bukan dalam pengertian yang ilmiah.

"Maka kita harus kembali meniupkan sangkakala revolusi, genderang revolusi harus kita tabuh, agar kembali ke semangat Bung Karno ketika mendirikan Indonesia. Revolusi belum selesai," kata Guruh.

Ketiga, status Bung Karno yang belum menjadi Bapak Bangsa. Seharusnya, sebagai orang yang sudah banyak berjasa bagi negeri ini, Soekarno layak menjadi Bapak Bangsa. Pemerintah harus berhenti mengelabui sejarah.

Advertisement
Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif