news
Langganan

PEMBATASAN BBM: Pemerintah Didesak Produksi Premix - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id News  -  Senin, 16 April 2012 - 20:29 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Dedi Gunawan)

JOGJA - Hiswana Migas mengusulkan ke pemerintah pusat agar membuat bahan bakar minyak berkadar oktan 90% atau biasa disebut dengan Premix sebagai langkah alternatif menekan konsumsi BBM bersubsidi.

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan Gas (Hiswana Migas) DIY, Siswanto mengatakan dari hasil rapat koordinasi yang dilakukan dengan Pertamina, rencana pelarangan mobil mewah untuk mengonsumsi Premium akan dilakukan di Jabodetabek pada akhir April-Awal Mei. “DIY belum akan melakukan pembatasan, uji coba di Jabodetabek terlebih dahulu. Jika pembatasan di wilayah tersebut berhasil dilakukan, maka baru DIY yang akan melakukan hal serupa namun tidak dalam waktu dekat ini,” ujarnya.

Advertisement

Terkait kebijakan tersebut, Siswanto meminta kepada pemerintah pusat agar segera membuat BBM alternatif yang oktannya 90% atau kadar oktannya diantara Premium (88%) dan Pertamax (92%). Kini energi alternatif tersebut dibutuhkan mengingat disparitas harga Pertamax dan Premium terlalu tinggi sehingga membuat konsumen Pertamax beralih menggunakan Premium.

“Pembuatan BBM alternatif inilah yang justru harus ditempuh untuk mengurangi konsumsi bbm bersubsidi yang tentunya harganya akan berada di kisaran harga Pertamax dan Premium. Lahirnya Premix pada 2012 juga butuh ketersediaan infrastruktur kilang minyak,” tuturnya. Menurutnya, menyambut kebijakan tersebut, hingga saat ini pasokan Pertamax dinilai tanpa kendala karena Stasiun Pengisian Bahan bakar untuk Umum (SPBU) dapat membeli berapapun kebutuhan Pertamax karena persediaan cukup memadai di Pertamina.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif