by Rini Yustiningsih Jibi Solopos - Espos.id News - Rabu, 11 Desember 2013 - 19:03 WIB
Pantauan talk show yang disiarkan langsung oleh Metro TV, Rabu (11/12/2013) sejak pukul 18.30 WIB, membahas masalah Ospek Maut. Dalam talk show tersebut dipertemukan Rektor ITN Malang Suparno Djiwo dan Nurhadi—perwakilan keluarga Fikri.
Sebelumnya ditayangkan pengakuan salah satu peserta Ospek yang identitasnya disembunyikan. Dalam pengakuannya disebutkan, ospek ITN itu terdapat kekerasan fisik. Termasuk yang dialami Fisik. “Ya terdengar Fikri teriak gitu kayak kesakitan gitu,” ujarnya.
Sumber Metro TV itu juga menjelaskan dalam ospek tersebut juga diminta memeragakan hubungan layaknya suami-istri. “Yang cewek disuruh makan bawang terus dikasih air bawang sampai ada yang matanya melepuh. Kekerasan seksual sih tidak. Cuma itu disuruh praktekin seperti itu, hubungan suami istri,” lanjutnya.
Dia menyebutkan pendampingan dari dosen dilakukan pada siang-sore. “Datangnya cuma siang, sorenya pulang.”
Menanggapi pengakuan ini, Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Suparno Djiwa mengaku ada penyimpangan dalam ospek. Dia mengatakan benar tidak ada pendampingan.
“Di proposal ada pendampingan. Tapi kenyataannya tidak. Kami sudah meminta keterangan ke jurusan. Harusnya sejak keberangkatan hingga pulang harus ada pendampingan. Ternyata tidak ada pendampingan,” katanya.
Suparno mengatakan seharusnya kegiatan kemah bakti itu didampingi oleh ketua dan sekretaris jurusan dan dosen. “Mereka lalai, kegiatan pada malam hari harusnya bermalam mereka tidak bermalam,” jelasnya.