by Joko Nugroho Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Minggu, 19 Januari 2014 - 22:14 WIB
ESPOS.ID - Pedagang emas di Pasar Beringharjo beberapa waktu lalu. (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)
Harianregional.com, JOGJA–Pedagang emas di Pasar Beringharjo yang berjualan di jalan masuk tengah mengaku mulai sepi peminat. Pasalnya, perdagangan emas saat ini hanya ramai ketika menjelang Hari Raya Idulfitri saja.
Salah satu penjual emas, Sutarti mengaku perdagangan emas saat ini lebih banyak dilakukan di toko perhiasan.
“Sekarang sudah sepi tidak seperti dulu. Sekitar 10 tahun yang lalu penjual di sini lebih ramai dibandingkan dengan yang berjualan di toko. Banyak orang memilih menjual emas di tampat kami, terlebih yang suratnya hilang,” kata Sutarti saat ditemui Harianregional.com, Minggu (19/1/2014).
Sutarti mengaku saat ini sudah banyak orang yang sadar dengan surat barang berharga mereka. Makanya banyak orang sudah memilih menjual emas di toko perhiasan di mana dia membeli. Di sana memang harganya lebih stabil.
“Jika di sini kebanyakan emas yang dijual milik seseorang dari warisan. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki surat atau toko dimana dia beli sudah tutup. Jika dijual di toko lain harga bisa turun drastis, makanya memilih menjual di sini,” kata Sutarti.
Namun kondisi itu kini berganti. Sutarti mengaku perdagangan emas di tempatnya tidak setiap hari ada. Namun saat menjelang hingga sesudah Idulfitri keramaian jual-beli emas di tempatnya kembali terjadi. Jika hari biasa akan kembali sepi lagi.
Sutarti berharap perdagangan emas eceran di tempatnya bisa kembali ramai. Khususnya membangkitkan kepercayaan masyarakat pada sarana jual beli emas eceran dan tidak di toko perhiasan saja.
“Harapannya masyarakat tetap percaya dengan kami yang berdagang emas. Kami memiliki standar ukuran yang sama dengan toko perhiasan meskipun kami tidak menjajakan di etalase besar,” ujar Sutarti.