by Arif Wahyudi Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Rabu, 4 Juni 2014 - 09:32 WIB
Harianregional.com, SLEMAN-Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Najib Azca melihat toleransi di Jogja semakin menghilang dengan adanya nuansa kekerasan yang terjadi di DIY belakangan ini. Adapun UNESCO beberapa tahun lalu mengakui Jogja sebagai kota yang kental dengan nuansa toleransi sehingga menjadi kota nyaman huni untuk setiap orang.
"Saat ini kami bisa melihat, banyaknya kekerasan yang terjadi telah menggeser budaya santun yang telah terbangun. Semuanya serba berakhir dengan kekerasan," paparnya dalam diskusi konflik intoleransi di Ruang Fortagama UGM, Selasa (3/6/2014).
Kekerasan ini disebutnya tidak hanya menjadi tamparan bagi masyarakat Jogja maupun Raja Ngayoyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kapasitas UGM sebagai gudang cendekiawan juga mendapat pukulan telak.
Menurut dia dalam waktu dekat perlu dibangun jaringan kuat antartokoh agama dan elemen masyarakat untuk meredam segala bentuk kekerasan. Peran universitas dinilainya penting untuk membangun iklim kondusif.