by Redaksi - Espos.id News - Sabtu, 11 Februari 2012 - 09:21 WIB
Wawang, 27, pemuda asal Leles, Garut, Jawa Barat menuturkan, dirinya mengetahui kecelakaan tersebut dari tayangan televisi. Wawang yang teringat dengan ibu, kakak, serta keponakannya yang akan mengunjungi rumah sanak famili di Ciawi, Bogor, yang menumpang bus Karunia Bakti jurusan Garut-Jakarta.
Khawatir kecelakaan maut tersebut menimpa tiga keluarganya, Wawang langsung berinisiatif menghubungi saudaranya di Ciawi via telepon.
"Saya telepon ke Ciawi tanya apa sudah sampai apa belum (yang dari Garut)?" tutur Wawang saat ditemui, di RS Paru Cisarua, Sabtu (11/2/2012).
Dia lantas meminta keluarganya yang di Ciawi untuk mengecek lokasi kecelakaan maut bus Karunia Bakti. Alangkah terkejutnya Wawang saat mendengar kabar bila 3 keluarganya tersebut menjadi korban kecelakaan.
"Kakak saya, Dadah, 50, meninggal. Ibu Edah, 35 dan Rafka, 13 bulan, dibawa ke Central Medika," tutur Wawang, menambahkan bila Rafka adalah cucu dari Edah.
Wawang menyayangkan kejadian yang menimpa keluarganya tersebut. Dia menuturkan, seharusnya peristiwa tersebut dapat dicegah bila pengelola bus lebih awas mengawasi kesiapan armadanya.
Kecelakaan maut ini menewaskan 14 orang. Kecelakaan ini juga mengakibatkan 46 orang luka-luka. Para korban luka dirawat di RS Paru Cisarua dan RS PMI Bogor, sebagian besar mengalami patah tulang.
Hingga saat ini, kecelakaan maut masih diselidiki aparat kepolisian dan KNKT. Diduga rem bus Karunia Bakti Z 1795 DA jurusan Garut-Jakarta itu blong, tidak berfungsi. detikcom