by Bc - Espos.id News - Selasa, 5 Oktober 2021 - 12:47 WIB
Esposin, JAKARTA — Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali dilakukan evaluasi setiap minggunya, dan dilakukan penetapan untuk melanjutkan penerapannya setiap 2 minggu.
Perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia sudah sangat baik. Namun dari hasil evaluasi minggu ini, diputuskan penerapan PPKM dilanjutkan pada periode tanggal 5 Oktober hingga 18 Oktober 2021.
Pada tingkat nasional, angka capaian pengendalian kasus di Indonesia sangat baik, terlihat dari indikator Laju Penyebaran Kasus (Reproduction Number/Rt) ada di bawah 1 (per 30 September 2021 sebesar 0,63), jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara lain (Singapura = 1,54; Inggris = 1.05; Filipina = 1,01).
Selain itu, kasus konfirmasi harian per 1 juta penduduk di Indonesia sangat rendah yaitu sebesar 6,52 kasus per 1 juta penduduk, jauh lebih rendah dibandingkan negara lain (Inggris = 505,3 kasus; Malaysia = 376,3 kasus; Singapura = 361,4 kasus).
Selain itu, kasus konfirmasi harian per 1 juta penduduk di Indonesia sangat rendah yaitu sebesar 6,52 kasus per 1 juta penduduk, jauh lebih rendah dibandingkan negara lain (Inggris = 505,3 kasus; Malaysia = 376,3 kasus; Singapura = 361,4 kasus).
Baca juga: Peta Jalan Indonesia Digital bagi Generasi Muda sebagai Game Changer Masa Depan
Gambaran situasi jumlah kasus per pulau (kelompok provinsi) juga memperlihatkan penurunan kasus aktif yang cukup signifikan:
“Terjadi perbaikan/penurunan level yang cukup signifikan. Untuk tingkat provinsi, Kalimantan Timur telah turun ke level 2 dan Kepulauan Riau turun dari level 2 ke level 1,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam Konferensi PPKM secara virtual, Senin (4/10/2021).
Baca juga: Pesantren Didorong Manfaatkan KUR dengan Subsidi Bunga 3%, Ini Tujuannya
Sedangkan perkembangan level asesmen mingguan di tingkat kab/kota di luar Jawa Bali, data memperlihatkan terjadi perbaikan, di mana jumlah kab/kota level 4 dan 3 terus mengalami penurunan, sedangkan jumlah kab/kota Level 2 dan 1 terus meningkat (level 1 dari 34 menjadi 44; level 2 dari 275 menjadi 292).
Untuk perkembangan indikator Covid-19 di 10 kab/kota luar Jawa-Bali PPKM level 4 periode ini (21 September–4 Oktober 2021), dibandingkan dengan awal periode, terdapat 1 kab/kota mengalami kenaikan level asesmen (Kota Banjarmasin), 7 kab/kota mengalami penurunan Level, dan 2 kab/kota tetap level asesmennya. Di sisi lain, 3 kab/kota masih mengalami kenaikan positivity rate, yakni Kota Padang, Kota Banjarmasin, dan Kota Balikpapan.
Sesuai dengan arahan Wakil Presiden yang memimpin Rapat Terbatas Evaluasi PPKM pada 4 Oktober 2021, walaupun kasus Covid-19 sudah relatif terkendali, namun penurunan Level PPKM harus dilakukan secara bertahap dan terukur, mendasarkan pada dinamika perkembangan kasus Covid-19 di lapangan.
“PPKM level 4 masih akan diterapkan pada 6 kab/kota (dari sebelumnya pada 10 kab/kota), yaitu diterapkan di kab/kota yang belum ada perbaikan level, turun atau naik ke level 3 dengan jumlah testing rendah, dan positivity rate naik atau meninggi. Data 6 kab/kota yang diterapkan PPKM level 4 yakni Kab. Pidie, Kab. Bangka, Kota Padang, Kota Banjarmasin, Kab. Bulungan, dan Kota Tarakan,” ungkap Menko Airlangga.
Baca juga: 118,36 Juta Dosis Telah Disuntikkan, Pemerintah Terus Upayakan Akselerasi Vaksinasi
Sejalan dengan hal tersebut, akan diterapkan PPKM level 3 pada 44 kab/kota (sebelumnya 108 kab/kota), dan level 2 akan diterapkan pada 292 kab/kota (sebelumnya 249 kab/kota), serta PPKM level 1 akan diterapkan pada 44 kab/kota (sebelumnya 18 kab/kota).
“Pengaturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat pada PPKM periode 5 – 18 Oktober 2021 masih tetap sama dengan penerapan PPKM periode sebelumnya, dengan penyesuaian pada pengendalian atas Pembelajaran Tatap Muka (PTM), sesuai pengaturan dari SKB Kemendikbud/Ristek dengan K/L terkait,” tutur Airlangga Hartarto.
Mengenai capaian vaksinasi per 4 Oktober 2021, dari 10 kab/kota yang menerapkan PPKM level 4 saat ini, terdapat 8 kab/kota di bawah rata-rata vaksinasi dosis-1 nasional (45,24%). Sedangkan capaian vaksinasi lansia, terdapat 7 kab/kota di bawah rata-rata vaksinasi lansia nasional (30,93%).
Perkembangan Program PEN
Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) s.d. 1 Oktober 2021 mencapai Rp411,72 triliun atau 55,3% dari pagu Rp744,77 triliun. Masih seperti yang lalu, capaian perkembangan yang signifikan terjadi pada Klaster Perlinsos dan Kesehatan.
Rincian realisasi adalah sbb:
Realisasi Klaster Kesehatan: Rp104,1 triliun (48,4%); Realisasi Klaster Perlinsos: Rp117,3 triliun (62,9%); Realisasi Klaster Program Prioritas: Rp62,50 triliun (53,0%); Realisasi Klaster Dukungan UMKM & Korporasi: Rp68,43 triliun (42,1%); Realisasi Klaster Insentif Usaha: Rp59,41 triliun (94,6%). Realisasi klaster Kesehatan yang sebesar Rp104,1 triliun, terutama untuk Diagnostik (Testing dan Tracing) sebesar 63,2 % atau Rp2,85 triliun; Therapeutic, untuk Insentif & Santunan Nakes sebesar 67,6% atau Rp12,8 triliun dari pagu Rp18,94 triliun; dan juga untuk Vaksinasi (Pengadaan dan Pelaksanaan) realisasi sebesar 38,8% atau Rp22,38 triliun.
Sedangkan, realisasi dari klaster Perlinsos sebesar Rp117,3 triliun antara lain digunakan untuk Program PKH sebesar 73,2% atau Rp20,72 triliun dari pagu Rp28,31 triliun, Kartu Sembako sebesar 58,5% atau Rp29,21 triliun dari pagu Rp49,89 triliun, BLT Desa sebesar 51,9% atau Rp14,94 triliun dari pagu 28,80 triliun; dan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar 57,7% atau R5,07 triliun dari pagu Rp8,80 triliun.
Turut hadir dalam Konferensi Pers tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.