by Jafar Sodiq Jibi Solopos - Espos.id News - Jumat, 14 Februari 2014 - 07:45 WIB
Tak ayal, banyak pihak yang penasaran dengan sosoknya. Jauh sebelum media mengungkap sosok kelahiran 20 Oktober 2961 ini, rakyat Surabaya sudah kepincut padanya. Risma dan pasangannya diusung PDI Perjuangan saat memenangi pemilihan walikota Surabaya 2010 silam.
Wanita yang senantiasa berkerudung ini dilantik pada 28 Septermber 2010 setelah menang ketat dengan perolehan suara 38,53 persen. Risma langsung menggebrak dengan kebijakan menaikkan harga sewa reklame. Aksi ini langsung direspon DPRD Surabaya.
Ketua DPRD Surabaya Whisnu Wardhana lansung menggunakan hak angketnya untuk memakzulkan Risma. Risma mendapati tuduhan pelanggaran Undang-undang karena telah menaikkan sewa reklame hingga 25 persen. Keputusan ini didukung oleh enam dari tujuh fraksi politik yang ada di dewan, termasuk PDI-P yang mengusungnya. Hanya fraksi PKS yang menolak dengan alasan belum cukup bukti dan data.
Ketua DPRD Surabaya Whisnu Wardhana lansung menggunakan hak angketnya untuk memakzulkan Risma. Risma mendapati tuduhan pelanggaran Undang-undang karena telah menaikkan sewa reklame hingga 25 persen. Keputusan ini didukung oleh enam dari tujuh fraksi politik yang ada di dewan, termasuk PDI-P yang mengusungnya. Hanya fraksi PKS yang menolak dengan alasan belum cukup bukti dan data.
Pemakzulan
Saat itu, Risma mengatakan upaya ini untuk membatasi pengusaha agar tidak seenaknya memasang reklame. Risma menyarankan pengusaha untuk memasang iklan di media masa, alih-alih di jalan-jalan yang telihat penuh sesak.
“Belakangan beredar kabar hal ini disebabkan banyak kalangan DPRD Surabaya yang 'tidak senang' dengan sepak terjangnya yang terkenal tidak 'kompromi', termasuk menolak keras pembangunan tol tengah Kota Surabaya yang dinilai tidak akan bermanfaat untuk mengurai kemacetan dan lebih memilih meneruskan proyek frontage road dan MERR-IIC yang akan menghubungkan area industri Rungkut hingga ke Jembatan Suramadu via area timur Surabaya yang juga akan bermanfaat untuk pemerataan pembangunan kota,” tulis laman Wikipedia.
Dibawah kepemimpinannya, Surabaya dinilai jauh lebih humanis. Taman-taman kota dibangun. Risma membawa Surabaya menjadi kota dengan partisipasi terbaik se-Asia Pasifik pada tahun 2012 versi Citynet. Ini berkat keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan.
Pada Oktober 2013, Surabaya memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik, Future Government Awards 2013 di 2 bidang sekaligus yaitu data center dan inklusi digital menyisihkan 800 kota di seluruh Asia-Pasifik
Risma mulai memperoleh dukungan dari rakyatnya. Risma jadi pembicaraan di kota asal Bonek itu. Berkat pendekatannya yang merakyat Risma kerap memperoleh pujian. Blusukannya di sudut kota disambut gembira oleh rakyatnya.
Foto unggahan pengguna twitter ini mungkin jadi salah satu bukti. Dalam foto terlihat alumnus arsiterkur ITS ini turun ke jalan untuk mengatur langsung lalu lintas. Pemandangan yang mungkin biasa terjadi di Surabaya.
Di talkshow Mata Najwa Metro TV hal ini juga diakuinya. Risma kerap turun langsung mengatasi masalah. Termasuk blusukan ke aliran sungai saat terjadi hujan. Katanya hujan berpotensi banjir dan banjir berpotensi membuat rakyat menjadi miskin.
Barangkali tidak berlebihan jika sosok disejajarkan dengan Joko Widodo (Jokowi) ini memperoleh banyak dukungan di Twitter.