by Redaksi - Espos.id News - Jumat, 6 Januari 2012 - 16:31 WIB
SLEMAN—Pemerintah Pusat menilai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di seluruh Indonesia gagal akibat terkendala Sumber Daya Manusia (SDM). Di Kabupaten Sleman, kendala itupun dirasakan karena guru lulusan Program Sarjana Strata 2 (S-2) jumlahnya masih minim.
Asekda II Kabupaten Sleman, Suyamsih mengatakan, guru lulusan S-2 menjadi syarat mutlak mengajar di RSBI. Tetapi guru enggan mengeluarkan biaya untuk menempuh pendidikan dengan biaya mahal ini sehingga guru belum memadai untuk mengajar di RSBI.
"Guru enggan melanjutkan S-2 karena biayanya tidak murah," katanya di sela-sela kegiatan Outbond Pejabat Pemkab Sleman di Srowolan Purwobinangun Pakem, Jumat (6/1).
Untuk meningkatkan kemampuan, kata dia, para guru semestinya proaktif mencari bea siswa jika tidak ingin mengeluarkan dana sendiri. Karena pemerintah Kabupaten Sleman tidak memberikan alokasi anggaran pendidikan guru ke jenjang S-2.
Anggaran untuk RSBI yang ada hanyalah dari APBN kepada sekolah-seokah RSBI. Seperti SD mendapatkan kucuran dana Rp200 juta per tahun, SMP sampai Rp800 juta per tahun sedangkan SMA/SMK mencapai Rp300-Rp 500 juta per tahun.
Beberapa sekolah RSBI di Sleman adalah SMA N 1 Sleman dan SMA Kalasan, SMP N 1 Sleman dan SMP N 4 Pakem, SD Percobaan 3 dan SD Model.(Harian Jogja/Akhirul Anwar)