by Ayu Prawitasari Jibi Solopos - Espos.id News - Senin, 16 April 2012 - 11:45 WIB
“Selama ini saya dan teman-teman ibaratnya bekerja diam-diam. Bagaimanapun yang namanya kasus gadai mobil tidak ada yang pelakunya amatiran, pasti melibatkan sebuah jaringan profesional. Beruntung dengan usaha yang sungguh-sungguh selama ini, mobil yang kami cari selalu bisa kembali. Semoga sampai nanti juga seperti itu,” ujarnya, belum lama ini.
Beberapa saat berbincang, akhirnya Hartono berubah pikiran. Rekan-rekannya mendesak dia supaya lebih terbuka. “Ya kalau teman-teman minta kami terbuka, saya setuju-setuju saja. Nomor saya, 08122615083. Apabila mobil Anda dibawa lari penyewa, bisa langsung menghubungi kami. Harapan kami ya bisa membantu masyarakat karena kami juga kasihan sekali kepada pemilik rental kalau sudah menghadapi kasus gadai mobil,” tambahnya.
Hartono mengakui mencari sebuah mobil yang hilang relatif susah-susah gampang. “Kalau penadahnya sipil, dalam hal negosiasi biasanya lebih mudah. Namun karena kebanyakan penadah adalah oknum (aparat), butuh strategi. Seperti yang disampaikan Pak Herman, kami selalu utamakan langkah persuasi. Kalau langkah pertama gagal ya menempuh jalur prosedural. Masih belum bisa juga, ya dibawa saja ke meja hijau karena posisi pemilik mobil bagaimana pun benar,” paparnya.
Orang yang melarikan mobil maupun penadah sama-sama terancam hukuman pidana. Walau menghadapi penadah dari kalangan sipil relatif lebih mudah, menurut Herman, kadang kala fakta berbicara sebaliknya. Ada suatu daerah di Soloraya yang tak mau Hartono sebutkan namanya, dikuasai oleh penadah sipil yang terbilang nekat. “Di tempat itu tak ada negosiasi. Kalau pemilik rental tak mau bayar tebusan, mobil langsung dibakar oleh penadah supaya barang bukti hilang. Ngeri memang,” tukasnya.