by Aprianus Doni Tolok Bisnis.com - Espos.id News - Jumat, 22 Januari 2021 - 15:02 WIB
Esposin, JAKARTA -- Gempa magnitudo (M) 7,0 yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut), pada Kamis (21/1/2021) malam, memicu kerusakan sejumlah rumah warga dan bangunan.
Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Talaud Sulut melaporkan sebanyak 2 unit rumah mengalami rusak ringan dan 3 unit terdampak gempa bumi.
"Tingkat kerusakan pada ketiga unit rumah tersebut masih dalam proses pendataan petugas di lapangan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, seperti dikutip dalam keterangan resmi, Jumat (22/1/2021).
Waterspout Muncul di WGM Wonogiri, Gubernur Ganjar Tanggapi Begini
Adapun, dua unit rumah yang mengalami rusak ringan berada di Desa Rae, Kecamatan Beo Utara. Sedangkan rumah terdampak lainnya diidentifikasi masing-masing di Desa Ganalo, Kecamatan Tampan Amma, Desa Mala, Kecamatan Melonguane dan Desa Bantik, Kecamatan Beo.
Di samping merusak tempat tinggal, gempa juga mengakibatkan 1 unit gereja terdampak di Desa Ganalo, Tampan Amma dan RSUD di Desa Mala, Melonguane.
BPBD menyebutkan kerusakan minor teridentifikasi pada RSUD. Laporan tingkat kerusakan bangunan masih dalam pendataan petugas di lapangan. Berdasarkan data BPBD per 22 Januari 2021, pukul 08.00 WIB tersebut, belum ada laporan korban jiwa akibat gempa tersebut.
Bos Duniatex Klaim Beli Tanah Lukas Jayadi Rp16 Miliar Sebelum Dilelang
Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 18 kecamatan pada kabupaten tersebut berada pada potensi bahaya dengan kategori tersebut.
Dilihat dari sisi risiko, sebanyak 86.759 jiwa berpotensi terpapar bahaya gempa bumi di 18 kecamatan, Kabupaten Kepulauan Talaud dengan luas bahaya 75.479 hektare.
Selain itu, masyarakat di Kepulauan Talaud memiliki catatan historis terdampak gempa dengan magnitudo besar, seperti pada 1914, 1957, 1969, dan 2009.
Data bencana gempa menunjukkan korban jiwa terjadi dikarenakan reruntuhan bangunan dan bukan guncangan gempa. BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan.
Menkes Ungkap Cara Testing Covid-19 di Indonesia Selama Ini Salah