by Abdul Hamied Razak Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Kamis, 16 April 2015 - 19:40 WIB
ESPOS.ID - Ilustrasi (mahasiswastan.com)
You Hou, penguasaan bahasa setempat jadi modal kuliah di Tiongkok..
Harianregional.com, JOGJA—Minat masyarakat Jogja untuk melanjutkan kuliah di Negeri Tirai Bambu rupanya cukup besar. Namun, penguasaan bahasa Mandarin menjadi salah satu kendalanya.
Sekjen Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Tionghoa (BKPBT) DIY Nicodemus Sanny menjelaskan, saat ini salah satu universitas di Tiongkok membuka pendaftaran program beasiswa bagi masyarakat yang ingin melanjutkan studi ke sana.
"Chongqing Normal University saat ini membuka beasiswa. Syaratnya, untuk S1 harus sudah memiliki skor HSK level 4 dan S2 harus mengantongi HSK level 5," ujarnya kepada Harianregional.com, Rabu (15/4/2015).
Tes HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) adalah ujian standardisasi untuk kemahiran berbahasa Mandarin bagi penutur bukan asli, seperti mahasiswa asing, pendatang dari luar Tiongkok dan anggota kelompok etnis minoritas.
Sama halnya dengan tes TOEFL dalam bahasa Inggris atau JLPT (Nihongo no Noryoukushiken) dalam bahasa Jepang. Dijelaskan Sanny, Chongqing Normal University memberikan beasiswa bagi program baru. Hanya saja, sambungnya, syarat yang diberikan cukup tinggi. Hal itu yang mengakibatkan calon mahasiswa dari Jogja tidak siap.
"Syaratnya tinggi [HSK] siswa jadi tidak siap. Saat ini, lulusan SMA yang memiliki pelajaran bahasa Mandarin rata-rata memiliki HSK level 3. Itu termasuk yang lulus D3 UGM jurusan Bahasa Mandarin juga HSK level 3. Jadi belum bisa memenuhi syarat," terang Sanny.