news
Langganan

Yayasan Kakak: Tren Kasus Kekerasan Seksual Usia SMP Meningkat - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id News  -  Selasa, 8 Agustus 2023 - 17:43 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi kekerasan terhadap anak. (freepik)

Esposin, SOLO—Manajer Perlindungan Korban Yayasan Kakak, Intan Hadiah, mengatakan mayoritas kasus kekerasan seksual yang ditangani pihaknya kebanyakan ada  pada jenjang SMP. Dia menyebut dari 10 kasus, 7 di antaranya anak-anak SMP.

“Trennya memang lagi naik, kalau kasus pastinya setiap tahun tetap naik. Kalau di kami jumlah data kasus yang masuk selalu naik,” kata dia, Selasa (8/8/2023).

Advertisement

Dia mengatakan salah satu faktor penyebab naiknya angka kasus pada jenjang SMP lantaran pada fase tersebut masih cukup labil. “Jadi mau speak up takut tapi mau coba-coba,” kata dia.

Dia mengatakan kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak SMP biasanya pelakunya adalah orang yang lebih tua. Intan justru menyebut jarang terdapat kasus yang usianya sepantaran dengan pelaku.

Advertisement

Dia mengatakan kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak SMP biasanya pelakunya adalah orang yang lebih tua. Intan justru menyebut jarang terdapat kasus yang usianya sepantaran dengan pelaku.

“Modusnya kalau yang kami tangani, kebanyakan [kekerasan seksual secara] langsung ya, tapi kita tidak pungkiri ada juga yang kenal lewat media sosial atau internet,” kata dia. Rata-rata menurut dia salah satu penyebab terjadinya kekerasan seksual yakni relasi kuasa yang timpang. 

Dia menyebut perlu adanya langkah pencegahan yang melibatkan orang tua. Intan menyebut salah satu hal paling penting adalah komunikasi jika mengalami pelecehan atau kekerasan seksual.

Advertisement

Pekerja Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kota Solo, Rista Istioreny mengatakan berdasar kasus yang ditangani oleh pihaknya, kekerasan seksual menjadi kasus paling tinggi jika dibandingkan dengan kasus lain yang sedang ditangani. 

Dia mengatakan tahun ini sudah terdapat 12 kasus yang masuk di Dinsos. Rista menyebut rentan usia yang mengalami kasus kekerasan seksual bervariatif dari usia TK sampai SMA dari yang ringan sampai berat.

Dia mengatakan sudah langkah penanganan yang dilakukan Dinsos seperti program Pusat Layanan Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PLKSAI) Goes to School. Hal itu khusus untuk melayani kasus-kasus anak yang ada di Solo.

Advertisement

“Kita memang sudah melakukan sosialisasi sejak 2017 tentang kekerasan seksual, tentang bullying dan lainnya. Itu dari TK sampai SMA,” kata dia. Dia mengatakan kasus paling banyak ditangani yakni usia SMP ke SMA.

Dia mengatakan melalui sosialisasi itu paling tidak siswa mempunyai pemahaman tentang edukasi seksual. Sehingga siswa bisa bersikap ketika mengalami atau melihat pelecehan seksual.

Sosialisasi yang dilakukan pada masing-masing jenjang berbeda. Rista mengatakan pada usia SD yang ditekankan yakni pemahaman bagian tubuh mana yang boleh dipegang dan tidak. Sedangkan pada jenjang SMP diberikan pemahaman mengenai potensi kekerasan atau pelecehan seksual lewat media sosial.

Advertisement

“Kalau SMA tentang seks bebas, kita beri pemahaman tentang konsekuensi yang diterima jika melakukan,” kata dia.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif