by Abdul Hamied Razak Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Jumat, 1 Mei 2015 - 11:32 WIB
Wisata Indonesia terus berupaya mendatangkan wisatawan. Upaya promosi dianggap lebih efektif daripada kegiatan pariwisata
Harianregional.com, SLEMAN- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenperkraf) menilai, peningkatan kegiatan promosi lebih efektif mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) dibandingkan penyelenggaraan event pariwisata.
Menteri Perkraf Arief Yahya mengatakan, pemerintah daerah banyak yang salah menerapkan strategi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisman. Alokasi dana kegiatan pariwisata diperbesar, sementara dana untuk melakukan promosi minim.
Arief pun mengingatkan, pemerintah daerah agar tidak terlalu banyak menghabiskan biaya untuk event kepariwisataan.
"Kalau itu yang dilakukan, maka kita seperti menonton tontonan yang dibuat sendiri. Seharusnya, kegiatan promosi ditingkatkan untuk mendatangkan wisman," ujar Arief saat menghadiri Seminar Nasional Pariwisata yang digelar Harian Jogja, di Sahid Rich Hotel Jogja, Rabu (29/4/2015).
Menurutnya, untuk meningkatkan kunjungan wisman harus mengetahui target utama, prioritas destinasi, originasi, alasan orang datang ke Indonesia, dan efektivitas media.
Jika semua hal tersebut sudah diketahui maka promosi pariwisata akan lebih efektif. Baginya, biaya promosi menjadi salah satu kunci menarik wisatawan. Dia membandingkan belanja promosi wisata di sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
"Belanja promosi wisata di Singapura sebesar US$278 juta, Malaysia sebesar US$300 juta, Thailand sekitar US$213 juta. Sementara Indonesia sekitar US$49,6 juta. Ya cuma sekitar Rp300 Miliar, sementara Malaysia Rp3,5 Triliun," ujarnya.
Ia pun meminta kepada Presiden agar belanja promosi dinaikkan menjadi Rp1 triliun. Sebab, kegiatan promosi dinilai penting untuk meningkatkan jumlah wisman. Pihaknya akan mempromosikan apa yang disukai konsumen dan bukan yang disukai daerah.
Pemda juga harus memahami betul konsumen yang akan disasar, menggunakan bahasa dan media mereka. Dia pun dengan tegas menolak memberikan bantuan dana kegiatan kepada masing-masing Pemda.
"Saya hanya akan mendukung wisata daerah, tetapi bukan untuk kegiatan. Saya akan memberinya lewat belanja promosi," ungkapnya.