by Nugroho Meidinata - Espos.id News - Sabtu, 27 Februari 2021 - 06:59 WIB
Esposin, SOLO -- Pada vaksinasi tahap kedua, selain menyasar pelayan publik dan lansia juga untuk guru dan tenaga pengajar.
Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, guru dan tenaga pengajar menjadi salah satu prioritas di program vaksin tahap kedua ini karena risiko terpapar Covid-19 juga tinggi.
Tujuan kita memang memberikan vaksinasi pada petugas pelayan publik, karena memang rentan dengan risiko terpapar Covid-19. Tentunya berbicara guru, tentu dengan vaksinasi ini memberikan proteksi spesifik, dengan adanya proteksi dan kekebalan kelompok yang kita bangun bersama, maka kelompok yang tidak bisa mendapatkan vaksin akan turut terlindungi," jelas dia dalam rilis tertulisnya yang diterima Esposin pada Jumat (26/2/2021).
Baca Juga; Kiriman Vaksin Covid-19 Sedikit, Dinkes Karanganyar Belum Libatkan Semua Fasyankes
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbud, Yaswardi menyebut sejak 24 Februari 2021 vaksinasi untuk guru sudah dimulai yang dilakukan secara bertahap.
“Pendidik dan tenaga kependidikan menurut amanat Presiden mendapat prioritas vaksinasi, dan diberikan kepada seluruh PTK mulai 24 Februari dan diberikan secara bertahap bagi PTK dari jenjang PAUD, RA, SD MI, dan SLB, selanjutnya SMP, MTs, SMA, MA, SMK, hingga ke perguruan tinggi dan sederajat,” ungkap Yaswardi.
Baca Juga: Merasa Tak Adil, Pekerja Seni Bacakan Surat Terbuka, Begini Isinya
Dalam kondisi awal ini, dr. Nadia menyampaikan, “Kita memulai vaksinasi ini dengan memprioritaskan tujuh provinsi dengan angka penularan tertinggi terlebih dahulu, kemudian pada Maret 2021 kita akan mendistribusikan lagi 11 juta vaksin untuk memenuhi kebutuhan vaksin baik di luar tujuh Provinsi tadi dan di luar ibu kota Provinsi,” terang Siti Nadia.
Baca Juga: Klaten Dilewati Tol Solo-Jogja, Ini Rencana Bupati Sri Mulyani Agar Warga Sejahtera
Terkait proses pembelajaran tatap muka setelah program vaksinasi PTK ini nanti, dr. Siti Nadia menerangkan, “Tetap kita harus melihat faktor laju penularan yang terjadi, kemudian kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, juga cakupan vaksinasi akan jadi pertimbangan apakah sekolah bisa melakukan proses pembelajaran tatap muka kembali,” jelas dia.
Baca Juga: Outfit Selvi Ananda di Pelantikan Gibran Mewah, Harganya Fantastis!