by Newswire - Espos.id News - Minggu, 23 Februari 2020 - 22:30 WIB
Esposin, SLEMAN - Polisi menyelidiki peristiwa maut susur Sungai Sempor, Sleman, yang mengakibatkan 10 siswa SMPN 1 Turi meninggal dunia. Dari penyelidikan itu, polisi mengetahui tak adanya survei lokasi sebelum kegiatan pramuka itu dilakukan.
Seperti diketahui, sebanyak 10 siswa meninggal dunia saat susur sungai Sempor dan 23 orang mengalami luka-luka. Awalnya, debit air di Sungai Sempor memang masih kecil. Namun kemudian ketika sebagian besar siswa berada di dalam sungai, tiba-tiba saja air yang deras datang dari atas karena di hulu sungai tersebut hujan deras.
Penanggungjawab Pengelolaan Stadion Manahan Solo Belum Dipastikan
Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto menuturkan, pembina tidak melakukan survei lebih dulu. Mereka beralasan salah satu dari tujuh pembina merupakan warga setempat sekaligus salah satu penggerak desa wisata di kawasan Sungai Sempor.
Selain itu, sebagian besar siswa yang ikut susur sungai tersebut adalah anak-anak di sekitar Sungai Sempor. Oleh karenanya, pembina menganggap siswa-siswa tersebut mengetahui seluk beluk Sungai Sempor. "Karenanya dianggap mengetahui persis lokasi susur sungai," kata Yuli seperti dikutip dari Suara.com, Minggu (23/2/2020).
Model Seksi Ini Dilamar 50 Pria Setiap Hari
Kegiatan susur sungai tersebut juga tidak dikoordinasikan dengan pengelola desa wisata di kawasan tersebut. Jika sebelumnya sudah dikoordinasikan, maka tentunya pengelola wisata kawasan tersebut akan melakukan pendampingan dan faktor keselamatan akan lebih diperhatikan.
Pekan Depan, Persis Solo Tantang Semen Padang
Ketika susur sungai dikoordinasikan, lanjut Yuli, tentu saja para peserta akan mengenakan pakaian yang lebih aman dan juga dilengkapi pelampung ataupun helm sebagai pelindung kepala. "Pakaian yang dikenakan juga akan disesuaikan dengan arahan, bukannya mengenakan rok panjang seperti yang dipakai oleh para korban meninggal dunia," tandasnya.