Buyung Lalana mengatakan berdasarkan laporan yang ia terima, Kamis (6/2/2014), anggotanya sempat melihat kobaran api dari menara suar di Torasi. Hal itu sesuai dengan pernyataan para nelayan asal Merauke yang disampaikan kepada Lantamal XI.
Para nelayan yang bermukim di Lampu Satu Merauke itu sebelum ditangkap tentara PNG, saat berada di kawasan gugusan karang perbatasan RI-PNG untuk mencari teripang.Para tentara PNG DF yang bersenjata lengkap itu lalu membakar kapal bersama barang-barang milik para nelayan tersebut. Para nelayan penumpang kapal itu selanjutnya diperintahkan berenang ke pos perbatasan TNI AL yang berjarak sekitar 5 km.
Dari 10 nelayan, 5 di antara mereka hingga kini belum diketahui nasibnya. Mereka masih terus dicari tim search and rescue (SAR) dengan dipandu oleh 5 nelayan yang selamat. Buyung Lalana selanjutnya mengungkapkan kondisi perairan saat ini tidak bersahabat akibat ombak yang cukup tinggi sehingga menyulitkan usaha pencaharian.
Kelima nelayan yang belum diketahui nasibnya itu adalah Alexander Coa,Ferdinando Coa,Roby Rahail, Joni Kaize, dan Zulfikar Saleh.Sedangkan yang berhasil berenang hingga ke pos TNI AL di Torasi adalah Anton Kanez Bazik-Bazik,Yakobus G.Mahuze,Silvester Ku Basik-Basik,Marselinus Maya Gebze, dan Andreas Mahuze.