by Rayful Mudassir - Espos.id News - Minggu, 9 Mei 2021 - 23:00 WIB
Esposin, JAKARTA — Kekonyolan yang dilontarkan Presiden Joko Widodo saat mengajak masyarakat membeli secara online bipang Ambawang untuk buah tangan di tengah larangan mudik Lebaran 2021 sejatinya mereda. Namun jubir atau juru bicara presiden, Fadjroel Rachman, tak henti menjelaskan perkataan Presiden Jokowi perihal bipang Ambawang yang bikin heboh itu.
Kali ini, dia berkilah bahwa "bipang" merupakan makanan tradisional di Kalimantan. "Bipang", masih menurut Fadjroel yang alumnus ITB itu merupakan nama generik makanan khas Kalimantan, Sulawesi, hingga Jawa.
Di Kalimantan—pulau tempat Kecamatan Sungai Ambawang berada, penganan itu menurutnya, disebut "bepang". Di Sulawesi, katanya, juga bernama "bepang". Sedangkan di Jawa, panganan itu menurutnya disebut "jipang".
Baca Juga: Zodiak Ini Menurut Astrologi Paling Ambisius
Lebih mengotot, Fadjroel bahkan juga mengunggah makanan Bipang AA yang terbuat dari beras, talipur, dan jagung. Unggahan jubir presiden ini dinilai untuk menampik anggapan "Bipang Ambawang" sebagai nama karya kuliner babi panggang khas Kalimantan.
“Bipang adalah nama generik makanan jaman dulu khas Kalimantan [Bepang]. Sulawesi [Bepang] dan Jawa [Jipang]. Di kampungku Kalimantan Selatan, contohnya Bipang AA produksi Bahrul Ilmi,” tulisnya dikutip Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Minggu (9/5/2021).
BIPANG adalah NAMA GENERIK makanan jaman dulu khas Kalimantan (Bepang), Sulawesi (Bepang) & Jawa (Jipang). Dikampungku Kalimantan Selatan, contohnya Bipang AA produksi Bahrul Ilmi (Desa Pingaran Ilir, Kec. Astambul, Kab. Banjar Martapura. WA: 082354436056) ~ #BungFADJROEL #Bipang pic.twitter.com/E17u9BONd5
— Fadjroel Rachman (@fadjroeL) May 8, 2021
Pernyataan itu lanjutnya ditujukan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku agama dan budaya serta kekayaan kuliner nusantara. “Setiap makanan menjadi kekhawasan dan menjadi makanan favorit lokal. Jadi sekali lagi kuliner khas daerah yang disebut bapak Presiden tersebut adalah untuk mempromosikan kuliner nusantara yang memang sangat beragam,” ujarnya.
Mendag ikut meminta maaf lantaran video tersebut menulai kesalahpahaman. Dia menyebut hanya ingin agar masyarakat bangga produksi dalam negeri termasuk kuliner khas daerah.
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos