news
Langganan

Begini Perspektif Gen Z Terhadap Calon Kepala Daerah di Indonesia Menurut Survei - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Mariyana Ricky P.d  - Espos.id News  -  Sabtu, 21 September 2024 - 22:15 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi remaja sedang mengakses smartphone. (freepik)

Esposin, JAKARTA — Generasi muda sangat penting perannya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan, sekitar 56 persen pemilih dalam Pilkada adalah Milineal dan Generasi Z.

Byonz Research and Advisory, lembaga penelitian khusus mengenai perilaku anak muda, terutama Gen Z, menyelenggarakan survei untuk mengetahui perspektif Gen Z terhadap kualitas yang diharapkan kepada calon pemimpin yang berkontestasi di Pilkada. 

Advertisement

Selain itu, survei juga dilakukan untuk mengetahui isu substansi yang dirasa penting dan menjadi perhatian Gen Z di wilayahnya.

Survei ini melibatkan 1.400 responden dari seluruh Indonesia, dengan rentang usia 15-28 tahun, pada 1-8 September 2024. 

Metodologi survei menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan platform online. Memastikan validitas dan reliabilitas melalui uji coba awal.

Advertisement

Hasil survei telah dirilis pada Jumat (20/9/2024), dan disampaikan langsung oleh Co-Founder Byonz Research and Advisory/ CEO Byonz Group, Zagy Yakana Berian.

Mengenai perspektif pemimpin daerah, Gen Z di Indonesia sangat menghargai integritas. Sebanyak 55 persen Gen Z menginginkan pemimpin dengan karakter yang memprioritaskan kejujuran dan perilaku etis. Dan 35 persen Gen Z mempreferensi pemimpin dengan visi yang jelas dan strategis. 

Mengenai penampilan, 86 persen Gen Z lebih menyukai pemimpin yang terlihat otoritatif, karena dianggap kuat, dapat dipercaya, dan proaktif.

Advertisement

Sebanyak 58 persen menyebut, pemimpin harus dapat menyampaikan gagasan dengan lugas, dan mampu berkomunikasi sesuai kebutuhan.

Ada 59 persen Gen Z yang tertarik pada pengalaman kepemimpinan. Dan hanya 31 persen yang melihat pendidikan tinggi sebagai faktor penting. 

Zagy Berian, dalam paparannya mengatakan bahwa pengalaman memimpin adalah hal yang paling penting bagi Gen Z. 

“Kepemimpinan itu bukan dari segi role yang ingin didapat harus punya dulu sebelumnya. Nggak. Tapi pengalaman kepemimpinan apapun. Mereka ingin melihat, pernah enggak calon itu memimpin dalam hal apapun,” kata Zagy, yang tahun ini baru berusia 26 tahun, dalam rilis yang diterima Espos.id.

Menariknya, hasil survei juga menunjukkan bahwa faktor good looking tak luput dari perhatian Gen Z. Karena hal itu dianggap mencerminkan kepercayaan diri dan daya tarik calon pemimpin. Namun, Zagy menegaskan bahwa aspek fisik bukan segalanya.

“Kalau ingin jadi pemimpin, harus bisa merasakan jadi pemimpin dulu. Punya pengalaman,” lanjutnya lagi. Dan dari sisi pendidikan, Gen Z tetap menilai asal-usul pendidikan calon pemimpin sebagai indikator kapabilitas dalam pembangunan. Namun, hal ini hanya dianggap sebagai faktor pendukung, bukan yang utama. 

Sementara faktor kekayaan dan asal usul keluarga, hanya dianggap penting oleh 4 persen responden Gen Z. Bahkan, dukungan partai dinilai penting hanya oleh 2 persen responden saja.

Hal menarik saat ditanyakan mengenai cita-cita Gen Z. Terbanyak, yaitu 31 persen ingin menjadi enterpreuner dan 26 persen ingin jadi ASN atau PNS. 

Melihat data ini, maka calon pemimpin daerah sebaiknya membuka peluang bisnis serta memberikan kemudahan investasi melalui layanan digital untuk memudahkan Gen Z yang ingin jadi enterpreuner. 

Dan melakukan transformasi dan branding serta kepastian jenjang karir untuk Gen Z yang bercita-cita jadi PNS.

Survei juga memotret keinginan Gen Z menjadi petani. Ada sebanyak 2 persen. Meskipun tidak banyak, namun ini penting menjadi perhatian calon pemimpin daerah, demi menjaga ketahanan pangan di wilayahnya. 

“Diperlukan adopsi teknologi dan integrasi rantai pasok agar Gen Z yang bercita-cita jadi petani tertarik,” kata Zagy Berian, alumnus ITB Teknik Mesin itu.

Tentang seberapa penting track record calon pemimpin di mata Gen Z? Ternyata histori capaian kerja tergolong penting. Sebanyak 59 persen Gen Z tertarik pada calon pemimpin yang diketahui memiliki capaian kerja, atau kepemimpinan yang berdampak positif kepada publik dan peduli pada Gen Z. 

Lalu, sebanyak 31 persen Gen Z menilai asal usul pendidikan calon pemimpin adalah poin penting dalam mencerminkan kapabilitas.

Hasil lainnya, sebanyak 54 persen Gen Z menyatakan tidak melihat gender calon pemimpin saat menentukan pilihan. 

Dan sebanyak 58 persen Gen Z melihat latar belakang agama calon pemimpin untuk menentukan pilihannya.

Mengenai preferensi penguatan layanan digital bagi Gen Z, ternyata yang paling penting diperhatikan oleh calon pemimpin daerah adalah layanan kesehatan, terutama untuk di DKI Jakarta, Sulawesi, Maluku dan Papua, Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan. Sedangkan digitalisasi layanan bisnis dipilih oleh Gen Z di Jawa Tengah, Banten dan Jawa Timur.

Advertisement
Mariyana Ricky P.D - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif