by Bc - Espos.id News - Jumat, 20 Agustus 2021 - 16:43 WIB
Esposin, JAKARTA – Kabar gembira disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyusul adanya platform sovereign wealth fund (SWF) dari Belanda, Kanada, dan Uni Emirat Arab (UAE) siap berinvestasi sebesar 3 miliar dolar AS di Indonesia melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
“Ada tiga sovereign [SWF] besar dari Belanda, Kanada, dan UAE yang berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Nilainya sekitar 3 miliar dolar AS di LPI,” kata Menko Airlangga dalam webinar di Jakarta, Jumat pagi (20/8/2021).
Menurutnya Pemerintah Indonesia juga akan menambah modal awal Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) sebesar 4 miliar dolar AS. Ini untuk mengoptimalkan perannya sebagai SWF Indonesia.
Baca juga: Rupiah Digital Diluncurkan, Gubernur BI Klaim Perekonomian Lebih Efisien
Pemerintah meresmikan INA pada 2020 dan telah mengalokasikan 1 miliar dolar AS pada platform tersebut. INA diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Selain INA, untuk menarik lebih banyak investasi masuk ke Indonesia, pemerintah juga meresmikan Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko. Pelaku usaha berukuran mikro sampai besar bisa mendapatkan perizinan usaha dengan lebih cepat dan mudah.
Airlangga berharap INA dan OSS Berbasis Risiko dapat menarik masuk lebih banyak investasi dan membuka lapangan kerja yang lebih luas lagi bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: Menko Airlangga: Kebijakan Mandatori B30 Terbukti Untungkan Petani Sawit
Pemerintah Indonesia juga telah mengubah paradigma terhadap investasi dengan mengganti daftar negatif investasi menjadi sektor investasi prioritas. Investor yang berinvestasi di sektor-sektor prioritas akan mendapatkan berbagai insentif baik fiskal maupun non-fiskal.
“Pemerintah fokus pada penyediaan kemudahan berusaha di sektor usaha prioritas. Yang mana termasuk untuk proyek strategis nasional, industri berteknologi tinggi, industri pionir. Juga industri orientasi ekspor dan industri yang berbasis pada riset dan pembangunan,” kata Airlangga.