news
Langganan

Survei Indikator: Masyarakat Pilih Ekonomi Ketimbang Kesehatan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Cahyadi Kurniawan  - Espos.id News  -  Selasa, 21 Juli 2020 - 17:32 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi uang (Antara-R. Rekotomo)

Esposin, SOLO – Hasil survei Lembaga Indikator menunjukkan persepsi masyarakat cenderung memilih pemerintah memprioritaskan perekonomian ketimbang kesehatan. Hal itu ditandai dengan kondisi ekonomi yang dinilai makin buruk.

Dalam survei yang digelar pada 13-16 Juli 2020, Indikator menemukan 47,9 persen responden menyatakan lebih memprioritaskan masalah perekonomian. Selain itu, 45 persen lainnya memilih prirotas kesehatan.

Advertisement

Sebaliknya, jika dibanding dengan persepsi pada Mei 2020, 60,7 persen responden lebih memprioritaskan masalah kesehatan. Sedangkan, hanya 33,9 responden memilih perekonomian.

"Saat ini, antara kesehatan dan perekonomian tampak lebih berimbang, secara statistik tidak berbeda signifikan. Namun demikian, dibanding temuan sebelumnya, terjadi peningktan signifikan pada kelompok warga yang berpendapat bahwa sebaiknya pemerintah memprioritaskan ekonomi. Sementara prioritas kesehatan menurun signifikan," kata Lembaga Indikator, sebagaimana rilis kepada Esposin, Selasa (21/7/2020).

Advertisement

"Saat ini, antara kesehatan dan perekonomian tampak lebih berimbang, secara statistik tidak berbeda signifikan. Namun demikian, dibanding temuan sebelumnya, terjadi peningktan signifikan pada kelompok warga yang berpendapat bahwa sebaiknya pemerintah memprioritaskan ekonomi. Sementara prioritas kesehatan menurun signifikan," kata Lembaga Indikator, sebagaimana rilis kepada Esposin, Selasa (21/7/2020).

Satu Ruang Kelas di SMAN 1 Wuryantoro Wonogiri Terbakar

Tak hanya itu, dari segi ekonomi nasional, persepsi publik menyatakan 57 persen buruk, 19,6 persen sedang, dan 12,2 persen sangat buruk. Sisanya, 1,4 persen responden memilih tidak tahu/tidak jawab.

Advertisement

Kendati demikian, angka ini menjadi yang terburuk sejak Oktober 2004. Pada saat itu, responden menyatakan tren ekonomi nasional dalam keadaan baik 13,4 persen, sedang 37,3 persen, buruk 48,1 persen, dan tidak tahu/tidak jawab 1,3 persen.

"Persepsi terhadap ekonomi terburuk sejak tahun 2004. Namun, dalam dua bulan terakhir, penilaian atas kondisi ekonomi nasional perlahan cenderung membaik," sambung Indikator.

Kasus Covid-19 Melonjak, Klaten Masuk Zona Merah

Pendapatan Rumah Tangga

Dibandingkan tahun lalu, sebagian besar responden menyatakan ekonomi rumah tangganya pascapandemi Covid-19 lebih buruk. Dilihat secara statistik, ada 58,5 persen responden menyatakan lebih buruk, 13,0 persen jauh lebih buruk.
Advertisement

Selain itu, ada 18,4 persen menyatakan tidak ada perubahan, 8,1 persen lebih baik, dan 1,3 persen jauh lebih baik.

Dari segi pendapatan rumah tangga, 75,7 persen responden menyatakan turun. Hanya 20,1 responden yang menyatakan pendapatannya tetap dan 1,6 persen menyatakan naik.

"Kondisi ekonomi rumah tangga tampak membaik, yang menilai membaik secara perlahan tampak meningkat. Pendapatan juga menunjukkan sedikit perbaikan. Ada sedikit yang penadapatannya mulai pulih," terang redaksi Indikator.

Advertisement

Survei itu digelar Lembaga Indikator, 13-16 Juli 2020. Ada 1.200 responden dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Panitera Meninggal Kena Covid-19, Sidang Kasus Korupsi RSUD Sragen Ditunda

Advertisement
Cahyadi Kurniawan - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Kata Kunci : COVID-19 Survei Indikator
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif