news
Langganan

Solopos Hari Ini : Tunggu Dampak Pelarangan Rokok Eceran - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tim Solopos  - Espos.id News  -  Kamis, 1 Agustus 2024 - 08:21 WIB

ESPOS.ID - Koran Solopos edisi Kamis (1/8/2024).

Esposin, SOLO--Harian Umum Solopos edisi hari ini, Kamis (1/8/2024, mengangkat headline tentang Pemerintah resmi menerbitkan peraturan yang melarang penjualan rokok secara eceran. Pro dan kontra pun menyambut terbitnya aturan itu.

Diberitakan Solopos hari ini, kalangan pendukung menilai larangan penjualan rokok eceran bisa menjadi bagian upaya mengurangi angka merokok dan mencegah munculnya perokok pemula. Hal itu disampaikan Dosen di bidang pulmonologi dan kedokteran respirasi dan konsultan di bidang penyakit paru kerja dan lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr. dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P (K), M. Kes., Rabu (31/7/2024).

Advertisement

Menurutnya ada banyak cara dan upaya untuk menurunkan prevalensi atau kejadian merokok. Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 tahun 2024, menurutnya menjadi salah satu dari upaya tersebut yang dilakukan pemerintah. Perokok pemula, bisa jadi berasal dari kalangan anak muda yang belum memiliki penghasilan sendiri.

Dengan begitu ketika harus membeli rokok satu bungkus, akan berpikir ulang karena uang sakunya tidak cukup. Perokok pemula bisa juga muncul karena berawal dari coba-coba, salah satunya dengan membeli rokok eceran. ”Jadi ini bisa menjadi upaya menurunkan jumlah perokok dan mencegah perokok pemula,” lanjut dia.

Advertisement

Dengan begitu ketika harus membeli rokok satu bungkus, akan berpikir ulang karena uang sakunya tidak cukup. Perokok pemula bisa juga muncul karena berawal dari coba-coba, salah satunya dengan membeli rokok eceran. ”Jadi ini bisa menjadi upaya menurunkan jumlah perokok dan mencegah perokok pemula,” lanjut dia.

Pencegahan orang yang belum merokok menjadi perokok juga merupakan upaya pencegahan penyakit. Dikatakan, rokok sebenarnya berdampak pada multi organ dalam tubuh manusia. Banyak penyakit yang disebabkan karena rokok. Salah satunya berdampak pada kesehatan organ pernapasan dan paru. Bisa juga berdampak pada kardiovaskular, pembuluh darah, jantung, stroke, dan sebagainya.

Pembunuhan Pemimpin Hamas, Dunia Cemas

Advertisement

Seperti diberitakan Aljazeera, Haniyeh meninggal dunia akibat serangan peluru kendali (rudal) Israel di ztempat tinggalnya di utara Ibu Kota Iran, Teheran, Rabu (31/7/2024) dini hari waktu setempat. Haniyeh dilaporkan sedang berada di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Haniyeh selama ini menjadi salah satu target utama militer Israel. Sebelum ini banyak anggota keluarganya yang meninggal dunia akibat aneka serangan Israel. Juni lalu 10 anggota keluarganya meninggal dunia dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Shati di Gaza utara, Palestina. Haniyeh kala itu menyebut sudah ada lebih dari 60 kerabatnya yang menjadi sasaran serangan Israel sejak konflik Hamas-Israel pecah 7 Oktober 2023 silam.

Susah Sekali Menarik Cukai Minuman Manis

JAKARTA—Berbeda dengan penerapan cukai rokok yang intensif progresif, rencana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) yang muncul sejak 2016 dan disetujui DPR pada 2018 serta dua kali masuk penganggaran negara (2023 dan 2024) belum juga bisa diterapkan hingga kini.

Diberitakan sebelumnya, ersetujuan antaranggota kabinet yang kemudian diterbitkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah untuk merealisasikan rencana cukai terhadap minuman berpemanis dalam kemasan dan plastik tidak menunjukkan progres apa pun hingga pertengahan 2024.

Advertisement

Mengacu APBN 2024, pemerintah membidik penerimaan dari cukai MBDK dan plastik senilai Rp6,24 triliun. Meski demikian, pemungutan cukai ini membutuhkan Peraturan Pemerintah (PP) agar bisa direalisasikan. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani menyampaikan akan menyiapkan lagi regulasi tersebut pada tahun depan atau 2025.

Orang Tua Wajib Didik Anak Sesuai Zaman

JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) meminta para orang tua agar mendidik anak-anak mereka sesuai dengan perkembangan zaman.

“Didiklah anak sesuai zamannya. Pendekatan itu menjadi hal yang penting. Kita selalu membandingkan kenapa enggak seperti kita dulu, seperti mama, seperti ayah dulu,” kata Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan Kementerian PPPA Rohika Kurniadi Sari dalam webinar bertajuk “Melindungi Anak Usia Dini dari Resiko Perubahan Iklim dan Era Digital” di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Menurut Rohika Kurniadi Sari, tidak bijak membandingkan pola pengasuhan anak sekarang dengan pola pengasuhan sang orang tua pada masa lalu karena zamannya berbeda. Untuk itu pihaknya menekankan agar orang tua/keluarga mendengarkan suara anak sejak dini. “Sejak dari usia dini prinsip mendengar suara anak, ikut partisipasi membuat keputusan bersama dalam keluarga menjadi hal yang penting,” kata Rohika Kurniadi Sari.

Advertisement

Simak berita di Koran Solopos edisi hari ini, Kamis (1/8/2024), lewat gawai Anda dengan mengakses koran.espos.id. Untuk memulai berlangganan silakan daftar ke Solopos ID dengan harga mulai Rp9.999. Berlangganan Solopos ID, Anda bisa mengakses berita Koran Solopos lewat gadget, membaca konten khas Esposin yaitu Espos Plus, serta menikmati semua berita di Esposin tanpa gangguan iklan.

Bila ada pertanyaan atau kendala mengenai Solopos ID, Anda bisa mengakses Pusat Bantuan atau menghubungi WhatsApp pusat layanan pelanggan SoloposID di 081548554656.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif