news
Langganan

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Warga Drono Tewas Dikeroyok 7 Orang hingga Keluarga Rudy Masuk Gakin - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Jafar Sodiq Assegaf Jibi Solopos  - Espos.id News  -  Selasa, 16 Desember 2014 - 10:00 WIB

ESPOS.ID - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 16 Desember 2014

Esposin, SOLO – Aksi pengeroyokan terjadi di Kabupaten Klaten. Seorang warga asal Dukuh Gatakrejo, Desa Drono, Ngawen, tewas setelah dikeroyok tujuh orang yang merupakan tetangganya.

Kabar ini jadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (16/12/2014). Kabar lain, Wali Kota Solo menyayangkan pemerintah pusat yang masih menggunakan data warga miskin hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut diketahui keluarga Wali Kota Solo masuk daftar sebagai warga miskin.

Advertisement

Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 16 Desember 2014, berikut;

PENANAMAN POHON: Tangkal Krisis Energi dengan Tanam Pohon

Advertisement

PENANAMAN POHON: Tangkal Krisis Energi dengan Tanam Pohon

Mengenakan kaus putih kombinasi hijau dan celana hitam, Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, dengan semangat memberikan komando kepada warga yang ikut melakukan penanaman pohon bodhi di pelataran Alun-alun Karanganyar sisi barat, Senin (15/12). Rohadi beberapa kali memberikan arahan, karena sulitnya proses penanaman pohon tersebut.

Pohon bodhi yang ditanam saat itu bukan bibit yang masih kecil. Pohon itu sudah berusia sekitar 22 tahun dan memiliki diameter sekitar 50 sentimeter. Itulah yang menyebabkan proses penanaman pohon sedikit terkendala. Butuh kekompakan para warga dan pejabat SKPD yang ikut menanam pohon tersebut.

Advertisement

AKSI PENGANIAYAAN: Dikeroyok 7 Orang, Warga Drono Tewas

Aksi pengeroyokan terjadi di Kabupaten Klaten. Seorang warga asal Dukuh Gatakrejo, Desa Drono, Ngawen tewas setelah dikeroyok tujuh orang yang merupakan tetangganya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, aksi pengeroyokan itu terjadi Minggu (14/12) malam. Korban bernama Choirul Huda, 35, warga Dukuh Gatakrejo, RT 001/ RW 011, Desa Drono, Kecamatan Ngawen Klaten. Aksi pengeroyokan dilakukan di depan rumah salah satu warga yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah korban.

Advertisement

Sejumlah warga saat dimintai konfirmasi enggan memberikan keterangan. Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, aksi pengeroyokan itu dipicu perasaan dendam. Sebelumnya, korban pernah terlibat masalah dengan warga setempat.

“Kejadiannya sekitar pukul 19.30 WIB. Saya tidak tahu persis kejadiannya karena saat itu saya tidak berada di lokasi. Para pelaku merupakan warga sini juga,” ujar salah satu warga, Mulyadi, saat ditemui Espos di rumah korban, Senin (15/12).

(Baca Juga: Ortu Korban Tewas: Choirul Anak Semata Wayang Kami, Warga Ngawen Dikeroyok Saat Mabuk hingga Tewas, Dikeroyok 7 Orang, Warga Ngawen Tewas)

Advertisement

BANTUAN SOSIAL: Keluarga Wali Kota Masuk Daftar Gakin

Wali Kota Solo menyayangkan pemerintah pusat yang masih menggunakan data warga miskin hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut diketahui keluarga Wali Kota Solo masuk daftar sebagai warga miskin.

“Data tiga tahun lalu itu sudah tidak up date dengan realita di masyarakat sekarang ini. Kurun waktu itu banyak terjadi perubahan di masyarakat. Keluarga saya kok di data miskin, padahal mbakyuku [kakak saya] itu pensiunan guru,” ujar Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo ketika ditemui Espos di Hotel Pos In sebelum Rapat Kerja Cabang (Rakercab) PDIP Solo, Minggu (14/12).

Dia mengatakan data aduan masyarakat Solo yang tidak mendapatkan bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) akan dikirim ke pusat dalam waktu dekat. Namun, sebelum itu Pemkot Solo akan mendata terlebih dulu.

“Penerima bantuan [PSKS] yang layak akan kami kirim ke pusat. Jadi masyarakat yang tidak dapat tidak perlu lagi mengejar-ngejar Pemkot Solo minta bantuan,” kata Wali Kota yang akrab disapa Rudy.

(Baca Juga: Kakak Wali Kota Rudy Masuk Daftar Warga Miskin, Kok Bisa?)

POLEMIK PASAR TAWANGSARI: 60 Hari Tak Ditempati, Izin bakal Dicabut

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo membantah lantai II Pasar Tawangsari, Sukoharjo tidak representatif bagi pedagang pakaian. Sarana aksesibilitas  di lantai itu diklaim sudah dapat mengakomodasi kepentingan pedagang dan pembeli.

Disperindag bakal mencabut izin penempatan apabila dalam waktu yang sudah ditentukan pedagang tidak menempati kios/los. Selanjutnya, kios/los yang ditinggalkan pedagang bakal disewakan kepada pedagang yang berminat.

Bantahan dikemukakan Kepala Disperindag, A.A. Bambang Haryanto, atas tudingan sejumlah pedagang Pasar Tawangsari yang menilai lantai II tidak representatif bagi pedagang pakaian. Atas kondisi itu mereka mengancam akan meninggalkan pasar.

(Baca Juga: Disperindag Sukoharjo Beri Warning Pedagang)

Advertisement
Jafar Sodiq Assegaf - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif