by Tim Solopos - Espos.id News - Kamis, 27 Mei 2021 - 08:15 WIB
Esposin, SOLO-- Koran Solopos Hari Ini edisi Kamis (27/5/2021) mengulas tentang pemain lain dalam skandal tes wawasan kebangsaan (TWK) KPK.
Tak seperti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) puluhan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) benar-benar tersingkir. Ada dugaan para pimpinan KPK tak sendirian dalam skandal TWK ini.
Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut bahwa pemberantasan korupsi telah menemui ajalnya. Hal ini dinilai menjadi kelanjutan tudingan sistematis soal adanya kubu taliban dan radikalisme yang kerap dilontarkan KPK.
Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.
Ning, sapaan akrabnya, mengatakan apapun varian Covid-19, pencegahannya adalah penerapan protokol kesehatan ketat. Kendati Pandemi sudah berlangsung lebih dari satu tahun, ancaman penularan dari virus tersebut masih terus ada. Mereka yang tertular namun asimtomatik, lebih berbahaya dibanding yang bergejala. “Asimtomatik ini kan tanpa sadar membawa virus dan bisa menularkan. Sedangkan yang bergejala tentu dirawat di rumah sakit,” ucapnya.
Rumah sakit (RS) secara klinis sudah memiliki panduan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait siapa saja yang harus diuji dengan metode pencarian strain virus baru Whole Genome Sequence (WGS). Di antaranya, pelaku perjalanan dari luar negeri, maupun yang pernah berkontak dengan mereka yang melakoni perjalanan dari luar negeri. RS sudah memiliki SOP terhadap orang-orang yang dicurigai tertular virus itu.
Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.
Kepala Bidang (Kabid) PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Galuh Murya Widawati mengatakan tahun ini pihaknya telah melakukan penjangkauan terhadap anak tidak sekolah (ATS).
Berdasarkan data yang diperoleh sementara hingga Maret, terdapat 125 ATS dan mereka tersebar di 5 kecamatan yang ada di Solo. “[Pendataan] anak tidak sekolah atau ATS ini belum final. Kami di PAUD Dikmas mengadakan sudah penjangkauan. Dari 5 kecamatan ada 125 anak yang tidak sekolah,” ujarnya kepada Espos beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, dari 125 itu, 76 itu di antaranya pernah putus sekolah dan kini umurnya sudah di atas usia sekolah. “Misalnya ada anak yang sekarang usianya 18 tahun tapi tidak lulus SMP, atau ada orang usia 21 tahun tapi tidak lulus SMA,” jelasnya.
Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.