by Akhmad Ludiyanto Mariyana Ricky P.d Chrisna Chaniscara - Espos.id News - Selasa, 26 Oktober 2021 - 08:42 WIB
Esposin, SOLO – Saat pamit pergi ke kampus, Jumat (22/10/2021) lalu, Gilang dalam keadaan sehat untuk mengikuti kegiatan. Namun, Senin (25/10/2021) pagi, ia pulang dalam kondisi meninggal dunia setelah mengikuti diklat KMS Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS.
Harian Solopos Edisi Selasa (26/10/2021) mengangkat headline terkait meninggalnya salah satu mahasiswa UNS setelah mengikuti diklat di kampusnya.
Gilang adalah mahasiswa semester III Program Studi (Prodi) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi (SV) UNS yang menjadi peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pra-Gladi Patria. Kematian Gilang dinilai tidak wajar lantaran dia pergi dalam keadaan sehat.
Kabar kematian itu mengagetkan keluarganya yang tinggal di Dukuh Keti RT 002/RW 005 Desa, Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar. Saat pamit pergi ke kampus, Jumat (22/10/2021) lalu, Gilang dalam keadaan sehat untuk mengikuti kegiatan.
Kabar kematian itu mengagetkan keluarganya yang tinggal di Dukuh Keti RT 002/RW 005 Desa, Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar. Saat pamit pergi ke kampus, Jumat (22/10/2021) lalu, Gilang dalam keadaan sehat untuk mengikuti kegiatan.
Baca Juga: Mahasiswa UNS Meninggal saat Diklat Menwa, Apa Itu Menwa?
Selama mengikuti kegiatan, menurut pihak keluarga, Gilang sempat pulang dan berangkat lagi ke kampus Namun, pada Senin (25/10/2021) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, dua mahasiswa datang ke rumah orang tua Gilang, Sunardi dan Endang, di Karangpandan.
Masih di halaman depan, Harian Solopos menyajikan berita lain perkembangan kasus Covid-19 di Kota Solo, khususnya dari klaster sekolah.
Hasil itu didapat dari uji swab PCR yang digelar secara acak pada 13-21 Oktober 2021 lalu. Selain itu, angka tersebut juga didapat dan hasil tracing di sekolah-sekolah tersebut. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan dari tiap sekolah petugas mengambil sampel 30 siswa dan tiga guru. Total sampel swab yang diambil mencapai 957 orang.
Baca Juga: Klaster PTM Sekolah Solo: 1.600-An Orang Dites Swab, 99 Positif Corona
Setelah Satgas menemukan hasil positif Covid-19 di beberapa sekolah, mereka lantas mengambil sampel kontak erat dan dekat. Dengan demikian total swab yang diambil dalam giat surveilans arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu berjumlah 1.600-an. Sebanyak 99 kasus itu, perinciannya, 93 siswa dan enam guru.
"Untuk SD ada 63 orang, terdiri atas 57 siswa dan enam guru yang terkonfirmasi positif Covid-19. Untuk SMP ada 30 siswa. Sementara untuk SMA/ SMK ada enam siswa terpapar. Totalnya di sembilan sekolah,” kata dia kepada wartawan di Balai Kota, Senin (25/10/2021).
Sementara di halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan headline terkait wacana penggunaan gedung untuk mengisolasi pelajar yang terkonfirmasi positif corona.
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengatakan gedung yang disiapkan adalah Ndalem Priyosuhartan yang sampai saat ini masih belum dimanfaatkan. Padahal, sejumlah piranti isolasi terpusat sudah ditata di bangunan sitaan koruptor simulator SIM itu.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Turun, DKK Solo: Awas Gelombang III Desember-Januari
“Kami masih merapatkan soal itu. Ya, sebenarnya enggak hanya untuk siswa sekolah, tapi semuanya. Cuma, utamanya siswa sekolah. Kami ingin anak-anak mendapatkan pengawasan khusus, jadi enggak dari pembelajaran tatap muka (PTM) isolasi mandiri di rumah. Ini juga untuk menekan persebaran virus SARS CoV-2,” kata dia, kepada Espos, Senin (25/10/2021).