by Tim Solopos - Espos.id News - Jumat, 13 November 2020 - 07:47 WIB
Esposin, SOLO--Koran Solopos Hari Ini edisi Jumat (13/11/2020) mengulas tentan klaster sekolah merebak, tunda dulu tatap muka.
Kasus-kasus Covid-19 di lingkungan sekolah atau kalangan guru bermunculan di Soloraya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah pun meminta pembelajaran tatap muka (PTM) ditunda.
Menyusul kasus di SMAN 1 Polokarto dan SMAN 2 Wonogiri, seorang guru di SMKN 6 Gatak, Sukoharjo juga positif Covid-19.
Guru tersebut terkonfirmasi positif Corona dari kontak erat kasus tenaga kesehatan (Nakes) rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Solo. Gara-gara satu guru positif tersebut, 12 guru lainnya terpaksa diswab.
Guru tersebut terkonfirmasi positif Corona dari kontak erat kasus tenaga kesehatan (Nakes) rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Solo. Gara-gara satu guru positif tersebut, 12 guru lainnya terpaksa diswab.
Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat Kabupaten Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan saat ini kondisi sekolah telah ditutup sementara waktu atau dilockdown. Hal ini menunggu hasil uji swab 12 guru di SMKN 6 Gatak yang menjadi kontak erat kasus guru terkonfirmasi positif Corona.
"Kasus Corona untuk guru SMK N 6 di Gatak ini sudah kita tracing. Hasilnya ada 12 guru yang menjadi kontak erat, dan semuanya diswab," katanya ketika berbincang dengan Esposin, Kamis (12/11/2020).
Akses utama menuju Girpasang melalui anak tangga yang meliuk-liuk di tepian jurang. Untuk memudahkan aktivitas warga mengangkut barang, gondola dibangun sekitar 2017 lalu melintasi jurang berkedalaman 150 meter pada seling baja sepanjang 137 meter. Gondola itu terhubung dari Dukuh Ngringin.
Girpasang berada di sisi timur Gunung Merapi. Ditarik garis lurus, Girpasang berjarak 4-5 km dari puncak gunung tersebut. Meski berjarak sekitar 5 km dari puncak Merapi, warga di kampung itu belum mendapatkan rekomendasi untuk mengungsi seiring kenaikan status Merapi ke level siaga.
Baca selengkapnya di E-paper Solopos.
Salah seorang PKL bermobil, TS, mengaku sudah berjualan selama tiga tahun. Warga Pekalongan itu dimintai pungutan senilai Rp3 juta, namun baru membayar Rp1 juta kepada oknum tersebut.
“Saya jualan karena diajak teman saya. Katanya biar aman dari razia dan lolos, harus membayar Rp3 juta per tahun. Saya sudah membayar Rp1 juta kepada perempuan berinisial A itu,” kata dia, kepada wartawan, Kamis (12/11/2020).
Baca selengkapnya di E-paper Solopos.
Salah satu pendiri IFesyen, Liliek Setiawan, mengatakan platform ini diinisiasi oleh sejumlah tokoh, yakni Andy Hartawan, Denna Rainyana, Ochan Kurniasaputra, dan dirinya.
“Platform Ifesyen mengutamakan semua pelaku usaha nasional dengan mengedepankan para produsen untuk dapat melayani pasar nasional dan internasional. Semangatnua untuk menjadikan produk dan jasa Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar dia, kepada Esposin, Kamis (12/11/2020).
Baca selengkapnya di E-paper Solopos.