by Kurniawan Bayu Jatmiko Adi Dany Saputra - Espos.id News - Selasa, 18 Januari 2022 - 09:45 WIB
Esposin, SOLO — Dalam situs ikn.go.id, skema pendanaan Ibu Kota Negara (IKN) yang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mencapai 53,5%. Hal ini tidak konsisten dengan pernyataan pemerintah sebelumnya.
Harian Solopos edisi Selasa (18/1/2022) mengusung headline terkait pembiayaan pendanaan Ibu Kota Negara (IKN).
DPR pun meminta pembiayaan IKN tidak membebani keuangan negara. Dalam situs resmi IKN, yaitu ikn.go.id, skema pendanaan IKN yang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mencapai 53,5%. Lalu, skema yang bersumber dari KPBU, investasi swasta, dan BUMN sebesar 46,5%.
Baca Juga: DPR Setujui Nusantara Jadi Nama Ibu Kota Negara
Baca Juga: DPR Setujui Nusantara Jadi Nama Ibu Kota Negara
Jika benar porsi pembiayaan proyek IKN didominasi oleh APBN, hal ini tidak konsisten dengan pernyataan pemerintah sebelumnya. Tahun lalu, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan proyek ini tidak mengandalkan APBN. Berita Selengkapnya bisa dibaca di Harian Solopos edisi Selasa (18/1/2022).
Masih di halaman depan, Harian Solopos menyajikan berita terkait polemik pergantian seragam satpam.
Baca Juga: Cerita Warga Soloraya Dibuat Kaget Melihat Seragam Satpam Mirip Polisi
Bagi Herdianto, penggunaan seragam merupakan bagian dari aturan perusahaan serta peraturan yang berlaku. Dirinya sudah mendengar bahwa seragam yang baru beberapa bulan digunakan itu akan kembali diganti. Meski demikian, dirinya belum mengetahui secara pasti informasi itu.
“Secara pribadi ikuti aturan saja. Kalau semisal seragam ini dan seragam polisi membuat bingung masyarakat, kami ikut pimpinan saja,” kata dia. Berita Selengkapnya bisa dibaca di Harian Solopos edisi Selasa (18/1/2022).
Di halaman Soloraya, Harian Solopos mengusung headline terkait rencana pembangunan SCE yang ditawarkan kepada investor.
Di situ dijelaskan Solo merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah (Jateng) dengan banyaknya event yang digelar. Disebutkan pula peluang investasi pembangunan exhibition hall pertama di Solo yang dilengkapi dengan meeting room, shopping area, serta office area.
Baca Juga: Hall Megah di Pedaringan Solo Butuh Rp84,8 M, Apa Saja Fasilitasnya?
Luas convention-exhibition hall sekitar 6.300 meter persegi dengan daya tampung mencapai 12.000 orang. Ketua Komisi II DPRD Solo, Honda Hendarto, saat dihubungi melalui ponsel, Senin, mengakui adanya rencana pembangunan SCE di Pedaringan.
Namun, hingga saat ini belum terealisasi. “Memang itu sudah rencana lama. Belum terealisasi sampai sekarang,” ujar dia. Ihwal alasan belum terealisasinya rencana pembangunan SCE di Pedaringan, Honda mengaku tidak tahu.
Yang jelas, menurut dia, dengan ditawarkannya rencana pembuatan SCE di Pedaringan ke investor lantaran kebutuhan dana sangat besar dan keterbatasan APBD Solo.